Semarang 38 Jam Part 1



Terlalu bosan dengan rutinitas tapi enggak bisa pergi jauh,
Pengennya jalan bareng kawan sekantor sedivisi jadi enggak bisa pergi lama,
Akhirnya dengan kegilaan yang hakiki dan sungguh-sungguh kita pun cabut ke Semarang.

Kenapa kita pilih Semarang, sebenernya agak drama juga nih, sebelumnya kita mau ke Surabaya tapi emang bukan jodoh ternyata kalender yang dipake tanggalannya unvalid karena beda keputusan libur dari pemerintahnya alhasil gatot bener ke Surabaya, enggak habis ide akhirnya kita alihin ke Semarang.

Gue, Fely, Indah dan Ayu adalah squad yang akhirnya terbentuk dadakan dan kalian tahu, sesungguhnya ketika kita mencetuskan ke Semarang kita langsung beli tiket ke sana. Kalian so gilak kawan! haha..

Kita berangkat dengan kereta Tawang Jaya hari Jumat jam 23.00 – 06.15 wib, keberangkatan dari Stasiun Senen – Semarang Poncol
Jadi bayangkan sehabis ngegawe kita sok-an lembur padahal nungguin kereta tengah malem, wekekekek.. ciye rajin dah ah..
Kita juga memilih makan malem didepan stasiun Senen, sebenernya makanan dimari itu enak-enak gengs, jadi kalau misalnya kalian pergi dan enggak sempet makan, ya makan dimari aja.
Udah lama banget nih gue enggak naik kereta untuk perjalanan jauh, bisa dibilang bangun melek bangun melek (lah bedanya apa?) maksud gue merem melek merem melek belom juga itu keliatan area Jawa Tengah. Nah, pas udah keliatan pantai dan matahari, beuuuhh semangat menggelora. Semarang I’m readyy..

Day 1

Oke di hari pertama ini, kalau check in hotel itungannya udah dua malem dong ya, jadi kita ngegas ke hotel cuman buat nitip tas dan touch up muka yang enggak seberapa plus ganti baju yang lebih kece, jangan lupa juga sebotol parfum yang diguyur ke badan biar hidung-hidung yang tidak berdosa dapat diselamatkan.

Di liburan teramat singkat ini, kita maunya liburan mandjha dan tjantik ditambah setelah perhitungan matang ala anak accounting yang setiap angka dibelakang koma dipikirkan matang-matang kita memutuskan untuk tidak menyewa mobil dan memilih berganti-ganti mobil biar dibilang sombong maksudnya pake online shaayy (ssttt pas kita jejelong, kita dapet banyak banget promo yang buat wangi surga makin kentara).

Di trip 18 jam hari pertama ini kita punya urutan begini nih :
Soto Ayam Bokoran
1.    Brown Canyon
2.    Grand Maerakaca, Taman Mini Jawa Tengah
3.    Kampung Pelangi
4.    Pantai Marina
5.    Lawang Sewu
6.    Pasar Semawis

Lett’s goooo!

Selesai touch up dan ternyata enggak ada bedanya kita memutuskan untuk makan sejenak di dekat hotel aja, kebetulan di dekat hotel ada nih Soto Bokoran dan antrinya yassalam masya-rakat parah bener!
Sebenernya ditunjang oleh rasa penasaran akan antrian yang begitu wow akhirnya dengan kesabaran tingkat dewa kita memutuskan untuk makan disini dan rasanya lumayan gengs.
Abis makan harus langsung tahu diri juga karena yang antri berjubel (dan pelayannya enggak ramah, wajar sih mengingat udara pengap dan antriannya panjang bener).
Kelar bayar, waktunya pesen ojek online, untungnya kita dapet supirnya enak banget. Pas tahu tujuan pertama kita ke daerah Brown Canyon dia bilang disitu agak susah kalau order lagi dan kita yang awalnya su’udzon tapi akhirnya kita mengamini bahwa kita bakal make buat trip selanjutnya.

Pendapat gue mengenai Brown Canyon!

Tempat yang belakangan jadi terkenal di daerah Semarang bahkan ya gengs di beberapa IG tempat ini terlihat sangat menakjubkan, setelah coba di googling juga ini adalah bekas penambangan galian C, keunggulan tempat ini sendiri sih sebenernya ada di tebing yang menjulang dan lubang curam ke bawah. Gue sendiri pikir ini adalah penambangan yang sudah tidak aktif.
Berhubung baru ngejajal tempat ini dan enggak punya wawasan dimana seharusnya foto diambil (disini enggak ada penjaga yang akan memandu kalian, jadi memang harus paham banget).

Yang bikin sesak itu ya :
Pertama kita sampe kesana siang jadi panas gersang,
Kedua penambangan masih hilir mudik menyebabkan debu gila-gilaan,
Ketiga disini itu enggak ada petugas atau arahan lokasi aman yang bisa dipakai buat foto.
Jadi,
Kalau emang bener kalian pada mau kesini karena penasaran kayak kita, ini tips trik dari gue :
  1. datanglah pagi sekali atau hampir sore dimana jam operasional penambangan telah berhenti
  2. bawalah masker dan kacamata hitam
  3. research atau maksimal bawa orang yang ngerti bidang disini biar dapet foto yang catching
  4. Buat yang enggak kuat sama debu macem gue sebaiknya menjauhi tempat ini yess..
Kita cuman bertahan sekitar 20 menit karena akhirnya gue terserang batuk tiada akhir, itu debu rasanya ngeganjel di tenggorokan gue.


Kita lanjut ke Grand Maerakaca
Jam Buka 08.00 – 16.00

Buat kalian warga Jakarta dan pernah ke TMII, taman mini Jawa Tengah satu ini beneran mini gengs, plusnya ada taman mangrove dan sisanya masih dalam pembangunan. Kalau sampah dan coretan masih ada di beberapa tempat, yaaa namanya juga Indonesia ya.

Satu lagi kritikan gue buat tempat ini adalah bener-bener kurang terpelihara, mulai dari gedung sisa kebakaran dan belum terlihat pengerjaan, loket tiket yang tidak terpakai tapi masih terpajang dengan bobrok, saung yang berdiri kokoh namun tidak bisa diduduki.
Sejauh itu gue tetep salut ada Taman Mini Jawa Tengah ini. Mengenalkan pada wisatawan kalau Jawa Tengah itu enggak se-tengah yang dipikirkan. Mulai dari Pesona Gunung, Pesona Pantai sampe Pesona Budaya, dikemas lumayan meski masih kurang menarik.
Buat kalian yang berlibur dan bawa bocah, langsung aja ngegas kemari dan cobain kereta gandeng yang buat kalian bisa keliling Jawa Tengah dalam beberapa menit. Oiya, disini modelnya juga kayak Taman Mini, setiap anjungan bisa dipakai untuk acara, jadi kalau misalnya kalian mau gathering ala-ala tempat ini bisalah, setiap anjungan ditata sedemikian rupa sehingga letak tiap daerah sama persis kayak di peta (disini ada 35 daerah ya gengs)

Grand Maerakaca pun kita enggak butuh waktu lama buat ngiterin ataupun sekedar nongkrong cantik di hutan mangrovenya.



So, kita lanjut ke Kampung Pelangi
Jam Buka : Tidak ada

Berhubung gue enggak pernah ke Surabaya (karena katanya ada yang beginian) gue jadi enggak paham apaan itu Kampung Pelangi.
Konsepnya sih rumah ala terasring yang dicat warna warni macem pelangi dengan mural menghiasi, khusus untuk yang di Semarang ini kalau kalian berhasil sampai ke puncak, di atas situ ada kuburan (antara ngeri atau puas akan pencapaian).
Berhubung itu tanjakan alaihialam bikin gue mau bimsalabim, gue memutuskan untuk setengah nanjak lalu turun lagi, sedangkan yang lain memutuskan untuk enggak ikutan setengah nanjak.
Itu tuh sumpah ya, gue enggak bohong setengah nanjak aja rasanya bobot sama nyawa gue luntur (sebenernya faktor utamanya karena gue enggak pernah olahraga juga, jadi kesalahan sah ada pada pemain bukan tempat, haha)

Waktu udah menunjukkan pukul 14.45 dan kalau ke Pantai jam segini rasanya matahari masih di atas kepala. Kita pun memutuskan untuk balik ke Hotel dan rebahan sejenak.


Waktu sudah menunjukkan 16.00 dan kita langsung cuss ke Pantai Marina
Jam Buka :24 jam penuh
Mau ngasih pendapat mengenai Pantai Marina tapi kenyataannya kita cuman berada di ujung pantainya aja dengan garis pantai yang enggak seberapa, gue rasa pantai ini dalam tahap reklamasi deh.
Jangan berharap pantai ini berpasir putih ya yang jelas ini pantai pasir coklat dan kayak pantai di Ancol, pantai yang satu ini jelas enggak terawat dengan baik.
tapi menghabiskan senja disini adalah salah satu hal yang gue rekomendasikan.

Usai menikmati senja di Pantai Marina kita memutuskan untuk kembali ke Hotel dan mandi, karena efek parfum sebotol dirasa sudah hilang khasiatnya.

Mau kemana kita malam ini?? Yess.. hal pertama yang akan kita lakukan adalah mengunjungi Lawang Sewu!

Rasanya enggak ke Semarang kalau enggak ke Lawang Sewu, gue ngerasa tempat ini emang udah ikonik banget sama Semarang bawah aka Kota Semarang.
Sehubungan kita berempat dan guidenya seharga 50ribu kita memutuskan untuk memakai guide.
Gue sendiri nyaranin kalian kalau ke tempat ini make guide, karena :
1.    Perlu kalian tahu Lawang Sewu punya banyak banget sejarah
2.    Jelas kalian harus tahu banyak banget ruangan kosong yang bakalan bikin kalian bingung kenapa harus ada ruangan disitu
3.    Entah kenapa sangat sangat sedikit tulisan mengenai apa ini dan itu
4.    Meski enggak semua ruangan ditunjukkan oleh guide setidak-tidaknya ilmu kalian pasti bakal nambah

Hal yang menarik dari guide yang memandu kita malam itu adalah Lawang Sewu sama sekali bukan bekas penjara atau tempat penyiksaan, kita tahu dong ya bahwa Lawang Sewu sering banget masuk acara uka-uka ataupun penampakan lainnya dan hal-hal seram yang kadung lengket mengenai Lawang Sewu. Semua cerita horror ditepis begitu saja oleh guide, mungkin ini adalah upaya mengembalikan citra baik dan membuat masyrakat menilik lebih dalam sejarah yang tercipta dari gedung ini dibanding dengan cerita setan-setanan yang lebih sering mengikat masyrakat untuk datang.
Beberapa bagian Lawang Sewu terlihat sedang di revitalisasi ngebuat gue ngerasa yakin bakal kesini lagi, ah satu lagi. Pada bagian-bagian tertentu tembok terlihat kotor karena ketika berfoto ala-ala kebanyakan anak muda akan mengangkat satu kaki mereka ke tembok. So gengs semoga ini jadi notice buat kita semua, foto yang bagus dan menarik untuk di share media sosial boleh-boleh aja bahkan sangat disarankan, karena ini bisa dongkrak pariwisata local tapi ya coba diperhatikan juga kebersihan dan ikut ngerawat sekitar kita.




21.30 dan Lawang Sewu sudah bersiap untuk tutup. Tour Night Lawang Sewu pun enggak seseram yang kita pikirkan dan menurut gue menjelajah Lawang Sewu di malam hari lebih menarik dibandingkan siang hari meski foto yang dihasilkan pastinya enggak lebih bagus karena cahaya yang enggak mumpuni. Fufufu..

Lanjuutt Pasar Semawis!

Gue pikir ini tuh Pasar Pecinan macem apa ya, tapi gue sukak banget!
Iyess.. gue langsung jatuh cinta sama pasar malam satu ini, disamping banyak makanan dan harga yang murah, sejauh ini makanan disini enak-enak.
Kita memutuskan makan nasi babat gongso, beli telor gulung, beli dimsum dan gue juga nyoba Kopi Keliling, kopi keliling ini biasanya ada di pasar malioboro nih makanya bolehlah kalau gue coba disini juga.
Rasanya? kuraaang karena sisaan kayaknya.


 Buat hari ini tempat terbaik jatuh pada Pasar Semawis haha.. emang wisata kuliner lebih greget sob!


Nantikan untuk Semarang 38 Jam Part 2 gengs!

No comments:

Post a Comment