#OneDayTrip : Pulau Pramuka



Asolele Joss, ahe ahe~
Hola Lebaiers, saking lamanya gak nulis jemari gue pun udah gak seksi lagi. Makanya itu sebelum tahun baru menghampiri gue memprogram tulis rutin sebelum pergantian tahun. Semoga aja bisa (harusnya sih bisa, orang tinggal berapa hari lagi, wekekekek) << sebenernya sih pengen bilang begini, tapi apa boleh dikata sakit melanda hingga akhirnya baru bisa bersentuhan lagi dengan keyboard.

sumur
Oke kali ini gue memulai dengan perjalanan gue mengarungi Pulau Pramuka, salah satu pulau yang ada di Kepulauan Seribu, pulau ini adalah pulau gaul yang menjuluki dirinya sendiri dengan "Pramuka Cyber Island" masih kurang ngerti cybernya dimana, karena gue masih belum nemu warnet disini tapi puji Tuhan sinyal telkomsel kenceng meskipun itu bukan nomor gue.
"Nomor tri emang gimana gan?"
Nomor tri ada akses sih, tapi macem cewek lagi PMS. Gak bisa dipastiin maunya apa.



Bus VS Kereta

Hari itu seperti biasanya gue ngapelin komuter, gue sama komuter itu udah kayak belahan siku, meski lepas harus balik nempel lagi dan kayak biasanya juga, komuter hari ini terlambat. Kereta kedua yang punya jadwal berangkat 05.29 dari Bekasi geser gara-gara kereta langsung lewat jadi 05.40, alhasil kereta dengan jadwal 05.44 pun harus geser lagi. Untungnya sih gue dan kecekatan kaki gue yang segede tales bogor bisa naik kereta kedua (yang terlambat).

Selama gue naik kereta dari jaman kereta odong-odong seharga Rp. 1.500,- sampe sekarang harganya akumulatif jarak, baru sekali ini ada orang yang teriak gak sabar, sebelumnya mah paling gue cuman denger gerutuan pelan karena semuanya sadar bahwa yang kejebak disitu gak cuman dia.
Jadi begini nih kronologisnya,
Pas komuter berhenti dua stasiun setelah stasiun Bekasi, dimana ini adalah penumpang kereta terbanyak setelah stasiun Klender Baru, ada cewek yang bawa helm (kebetulan gue demennya naik di gerbong khusus cewek). Nah berhubung penduduk kereta khusus gerbong cewek itu beringas banget, doyannya madet-madetin tanpa ampun akhirnya cewek itu teriak..
"Eh jangan dorong-dorong dong, Anj*ing nih emang..."
Blaaammm, kau mendapatkan kesalahan nona. Semua senyap langsung menoleh pada perempuan yang bawa helm dan tanpa komando langsung bilang

"Bekerja adalah Pelajaran"

Kita tahu bahwa setiap langkah yang kita ambil, hari yang kita lalui, kejadian dalam kehidupan ini memiliki makna, memiliki arti, menjadi pelajaran yang sangat berarti.

Siang ini kebetulan gue gak ada jadwal di depan komputer, tapi keliling Jakarta karena ada beberapa peralatan eskul yang kudu dibeli.
Mobil sekolah yang biasa dipake pun lagi berhalangan dipake sama unit lain, alhasil gue, kepala sekolah dan salah satu murid yang didaulat kepsek buat nemenin naik taksi ke daerah Jakarta Selatan.

Bukan sesuatu yang diduga juga, sampe bingung jelasinnya gimana dari awalnya gue cuman nanya ini itu sampe akhirnya tau dia punya anak berapa, rumahnya dimana dan pool-nya dimana.

"Perpustakaan Berisik"

"masa sih ada perpustakaan berisik?"
"perpustakaan itu kan identik sama hening senyap dan baunya kutu buku"
"perpustakaan itu kan enaknya buat tidur" 

Mungkin itu adalah pemikiran yang timbul ketika membaca judulnya. Mau tau segera apa itu perpustakaan berisik, ya gaak.. mau tau kann.. mau tauu.. udah ngaku aja.. mau tau kan *kemudian gue dilempar gerbong kereta*.
Santailah kawan kayak rintik hujan yang buat galau, tadi itu sedikit intro biar basah. 

Surat untuk hari ayah

Dear Tuhan,

Pertama-tama ijinkan aku menyapa diriMu yang agung dan ciptamu yang mengagungkan hati.
Kedua ijinkan aku menanyakan kabarMu disana.
Ketiga ijinkan aku dengan ketidaksopanan dan kekhilafanku sebagai manusia menitipkan pesan untuk seseorang ditempatMu berada.
Pesan yang sederhana dan sangat mudah diingat, aku tidak memperpanjangnya karena aku ingin Tuhan tidak lupa dan ketika berpapasan dengan seseorang itu bisa langsung teringat padaku dan pesanku.

"Yang Penting Nulis"

Kebanyakan orang yang bertitel blogger biasanya akan terusik bila mendengar hal-hal seperti ini :

"Pedekate aja gencar, kapan gencar nulisnya?"

"Blog apa rumah berhantu, yang gentayangan banyak, kontennya gak nambah"

"Blog atau rumah spiderman, sarangnya banyak bener"

Berdiri Sendiri


Ini bagaimana gue melihat status seorang kawan
"Hanya ada dua kemungkinan dalam hidup ini. Berdiri dengan kaki yang hilang namun tetap menjunjung langit atau kaki yang nampak namun telah terbantai. Kenyataannya hidup adalah kehidupan yang dikebiri"
Kawan gue sedang menulis status bagaimana pergumulan dalam hidup akan menentukan siapa yang berjaya dan siapa yang takluk oleh pergumulan.

Sempurna Mengenang


dok. pribadi (itu muka gue men)
Demi Aditya Regas dan buku “DAM (Diary Anak Magang)”-nya yang sangat laku dipasaran, gue dan sejumput keberanian nekad membeberkan simfoni masa lalu yang selalu membuat gue baper, yakni tantangan menceritakan mengenai One memorable song atau kalau gue terjemahin secara EYD adalah Satu Lagu Kenangan.
Nah indahnya hidup karena lagu ini secara langsung membentuk kepribadian gue menjadi welas asih meski masih kalah sama asih welas, oh maaf itu asri welas tapi tak mengapa maklumkan saja.

Ini adalah lagu pertama yang gue apal dan gue persembahkan khusus untuk si mantan. Haruskah gue tegaskan lagi kayak si Regas biar greget. Oke! ini lagu khusus untuk si MANTAN, sekali lagi deh biar nampol MANTAN.

Cuman Nilai

Hal yang gue pahami sekarang-sekarang ini adalah begini :

Ketika kita kecil, anggaplah sekolah dasar, kita akan merasa malu bila nilai kita jelek, bila nilai kita lebih rendah daripada orang lain dan terpaksa masuk ke dalam jajaran mahkluk-mahkluk mistis yang akrab dengan remedial.

Penanaman akan nilai bagus pertanda pintar (tapi belum paham) sudah menjadi bakat alami gue. Jadi tolak ukurnya adalah kita apal dan kita bisa dapet nilai bagus, lain halnya dengan prinsip jika kita mengerti bagaimana cara kerjanya maka akan dengan mudah kita meramu hasilnya.
Macem matematika, dimana bila kita ngerti cara itungan yang bener dikasih soal yang ada gambar Aderai aja kita masih sanggup mengerjakan,
Macem sejarah yang ekstrim, dimana bila kita ngerti bahwa kita adalah bagian dari sejarah itu dikasih soal yang ada gambar nenek moyang aja kita masih sanggup buat mengerjakan.
Tapi gak gitu, semuanya gak gitu karena kita udah merasa ada kesalahpahaman dalam menilai bagaimana sekolah diciptakan.

Jakarta Comic Con 2015

Helow Lebaiers,

Tau Jakarta Comic Con?
Itu loh yang diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, yang gedungnya mepet sama acara AFAID. Yang parkirannya ngebuat puyeng. Masih gak tau juga?
Itu loh yang acaranya perdana di Jakarta. Tau? Pengen kesana tapi gak kesana? kasihan *tertawa setan*

Nah berhubung gue kesana dan gue anak yang baik hati maka gue beri tahu kalian bagaimana kehidupan gue setelah tiba di planet lain bernama Comic Con sehingga kalian mengerti apakah harus menyesal atau justru berbahagia karena tidak kesana.

Pertukaran dengan Tuhan

Rasanya gak munafik kalo kita sebagai manusia menginginkan sesuatu dibalik yang kita perbuat.
Ya gak sih? 
atau enggak?

Hari ini gue terhenyak oleh perkataan seseorang. Dia mengatakan gue sok manis, jujur semua cewek seneng disanjung. Gue juga seneng disanjung, itu sebagai apresiasi mereka terhadap jerih payah gue untuk memantaskan diri dihadapan mereka, yang sangat cuek dengan penampilan dan berusaha mati-matian untuk tampil layak.

Kenapa gue sok kalau gue emang manis? #abaikan

[FIKSI] Randi dan Rani (2)

Baca cerita sebelumnya [FIKSI] Randi dan Rani (1)

Mentari mulai terbenam, senja telah datang berkunjung dan senyap kembali menghadang seperti Rani yang kembali sendiri.
Rani sendiri untuk kesekian hari.
Ibu yang tak pernah mencintai Rani tapi selalu dipandangan Rani telah tiada, bunuh diri.
Ayah yang hanya mencintai Ibu pergi meninggalkan kami berkencan dengan pekerjaannya, bagiku dia mati.
Randi yang hanya kupunya telah tiada dan Rani sendiri.
Ibu mati..
Ayah mati..
Randi mati..
Rani hidup, Rani ingin mati saja menyusul Randi.

[FIKSI] Halaman 151

Aku sangat menyukai buku, sukaa sekali. Bahkan saking sukanya, aku selalu bersemangat berkunjung dalam pameran buku. Melihat buku bertebaran membuatku merasa aman dan nyaman.
Aku tidak perduli berapa uang yang kukeluarkan untuk membeli buku, aku bisa mencarinya lagi nanti. Tapi buku yang kutemui belum tentu akan kutemui selanjutnya. Maka aku rela meminjam uang ibu atau temanku hanya untuk membeli buku. Aku lebih memilih selalu berpuasa untuk mengumpulkan uang yang nantinya akan kupakai untuk membeli buku.

Orang bilang aku kutu buku atau freak, selalu ikuti trend buku bukan tren fashion. Memakai baju yang itu-itu saja sampai buluk dan hilang gambarnya. Tapi aku tidak perduli, bagiku yang utama adalah bisa membeli buku.

Buku yang paling kusukai adalah buku dengan imajinasi tingkat tinggi, buku yang membuatku merasakan terbang melayang. Indahnya dunia dengan bagaimana kita memandangnya lewat pikiran kita. Itu menyenangkan, aku menyukainya.
Buku menghantarkanku kepada banyak hal, bermacam-macam hal. Membawaku kepada dunia yang sebelumnya belum pernah kutemui.

[FIKSI] Randi dan Rani (1)

Aku merasakannya, aku merasakan dirinya disetiap langkah kakiku, disetiap hirup nafasku, dikala jantung yang berdetak. Aku merasakannya kehadirannya. Aku takut, aku tidak mengerti dan aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Dia selalu hadir disaat aku menoleh, disaat aku mengangkat wajahku. Maka kuputuskan untuk menunduk agar tidak perlu melihatnya.

Melihat dia yang bagaikan cermin bagi diriku.

Ya, dia saudaraku.
Ya, dia saudara kembarku.
Ya, dia telah tiada.

Pramuka = Wamil (?)

Salam Pramuka! broh.. (pake broh biar gahol dikit)
bertepat tanggal 14 Agustus dan ini adalah artikel pertama gue dibulan keramat ini, karena nyokap dan Negara yang samanya gue cintai juga kagumi bertambah umur. Tapi untuk urusan itu ntar dulu. Ini edisi spesial pake kacu, karena hari ini adalah hari Pramuka, sebuah hari peringatan yang benar-benar hanya diperingati tanpa ada makna didalamnya.

Tadinya gue bertanya-tanya punya siapa hati lelaki itu #halah #gagalfokus, gue bertanya-tanya mengenai :
“Sejak kapan upacara hari senin?”
“kenapa upacara hari senin?”
“kenapa harus ada upacara setiap senin?”
“kenapa upacaranya cuman naikin bendera tapi jarang diturunin?”
“kenapa pas kuliah gak ada upacara?”
“kenapa gue masih jomblo?” #abaikan

[FIKSI] Jari Manis

Ketika aku kecil, aku merasa keluargaku adalah yang paling aneh. Hubungan antara ayah dan ibuku juga yang kurasakan paling aneh. Hubungan antara mereka ke aku juga lebih aneh. Pokoknya aku sudah mencap keluargaku adalah paling aneh.

Begini, biar kuceritakan kenapa aku mengatakan betapa anehnya keluargaku itu.
1. Ibu dan Ayahku jarang berbicara didepanku
2. Kalau mereka bertemu mereka seringnya tersenyum
3. Bila ada aku mereka akan langsung memeluk dan mengelusku
4. Mereka tidak terlihat semesra tetangga sebelah rumah
5. Ayah dan ibuku tidak pernah bertengkar
6. Ayah dan ibuku tidak terlihat seperti ayah dan ibu yang lain
Itulah daftar yang kubuat bila aku membandingkan dengan ayah dan ibu teman-temanku ketika kami saling membanggakan orang tua kami. Ayahku seorang arsitek yang membuat rumah kami indah dan simpel, ibuku seorang penjual tanaman yang membuat rumah kami banyak bunga dan terlihat hijau. Kalau sudah besar begini kupikir mereka saling melengkapi tetapi ketika aku kecil aku pikir itu adalah suatu hal yang sangat aneh, gimana caranya kedua orang tuaku yang jarang berbicara didepanku membuat rumah indah dan nyaman untukku.

Positifin Sensitif

Sensitif itu ibarat lagi puasa di jam 3 sore, dimana godaan terbesar adalah nyium aroma sadis makanan yang lagi dimasak. Shit man, itu cobaan Tuhan paling berat kalo gue liat orang-orang puasa.
Rasanya perut yang positif berubah jadi sensitive dan gak mau bersahabat sama waktu yang tinggal hitungan jam.

Sedangkan positif itu ibarat pas jam buka tapi kagak ada makanan di meja padahal daritadi udah nyium aroma masakan, tersadar bahwa itu adalah aroma dari tetangga dan nyokap loe gak masak karena doi lagi gak puasa.
Rasanya perut yang sensitif minta diisi dipaksa berubah jadi positif dengan menegaskan, “mungkin ini pertanda suruh diet”

Nah, kenapa gue pake analogi orang puasa? karena emang lagi suasana puasa. Kalo lagi suasana lebaran ya gue pake analogi lebaran.

Mungkin kayak,
“gak pulang kampung lebaran?”
“enggak om/tante”
“oh gak punya kampung sih ya”
“ha ha ha -_- bunuh adik bang”

Mereka Yang Lain

Awalnya gue cuman ngerasa itu hal lalu, iya.. sesuatu yang bisa loe laluin tanpa pernah menghiraukannya.
Mengabaikannya sedemikian rupa tapi dalam keadaan sadar kalau itu ada dan selama gak mengganggu sama sekali gak ada kaitannya.

Dari dulu sikap gue adalah masa bodo dan sok gak peka. Semua dilalui tanpa pernah ambil pusing sama hal-hal yang ada tapi gak nyata kesentuh.
Kalau udah gede gini gue mikir, hal yang daridulu gue labeli sebagai imajinasi doang, berbicara dengan sesuatu tanpa takut dan paranoid apa bener cuman kayak gitu aja?

Kebiasaan yang gue simpen sendiri dari dulu sampe sekarang adalah, menjauhi hal-hal yang membuat perasaan tidak nyaman, selalu menunduk bila merasa banyak mata yang melihat padahal gak ada sama sekali yang ngeliatin, selalu merasa ada bayangan ditempat-tempat tertentu dan selalu memicingkan mata padahal bisa dibilang mata gue lumayan sehat (pas tes mata diketua RT sebelah). Nah hal ini gue sebut dengan paranoid.

Nah, sekarang gue mau cerita nih, kenapa gue yang masa bodo ini pada akhirnya mau cerita. Siapa tau ada yang punya solusi atau malah merasakan hal yang sama.

Menawar Tuhan

Kadang kita sebagai manusia terlalu tamak, bahkan saking tamaknya serasa bisa menggenggam dunia hanya melalui satu tangan, padahal paha kita saja gak bisa digenggam pake satu tangan.

Gue punya satu cerita unik yang akhirnya menghantarkan gue kepada suatu yang gue sebut dengan totalitas kepasrahan, mungkin loe juga punya cerita yang sama macem gue? Yaah, coba aja simak..

Siang itu mentari terik banget dan gue masih leha-leha diatas kasur empuk, gak ngerti mau gimana gak ngerti mau ngapain, hampa banget 2 minggu gak ada rutinitas dan cuman bolak balik terima panggilan, yaa ibaratnya 2 minggu gue jadi cewek panggilan deh. Iya, gue udah gak kerja ditempat lama gue, yang menurut orang terjamin banget, yang menurut orang gue adalah orang bodoh karena meninggalkannya, tanpa mereka tau kenapa gue bisa gak lanjut disitu. Yasudahlah biarkan Tuhan dan hati gue yang ngedumel yang tau.

FENOMENA JADI GEDE

Puasa+Panas kayaknya udah gak bisa dipisahin yo..
selama 23 tahun gue hidup dan menjalani dengan melihat orang puasa gue ngerasa hawa bumi ikut naik, apa bumi-nya ikut puasa?
Entahlah yang pasti mari kita doakan bersama supaya loe dan loe (tidak termasuk gue) kuat menghadapi puasa ini. Amiin..

Mengawali ke-ababil-an dan ke-lebai-an hidup gue yang tertuang dalam falsafah anak lebai dan labil (falsafah tertulis menyusul) gue ingin mengukit suatu hal dimana kalian merasa bahwa menjadi cepat dewasa adalah sebuah hal keren dan hal paling menakjubkan. Gue bilang sih, iya. Menjadi dewasa itu emang hal paling keren, menakjubkan tapi juga menjengkelkan.

Sebelum gue bahas lebih jauh lagi, mari gue buat landasan terciptanya tulisan siang bolong ini, tulisan ini tercipta berkat temen gue yang selalu muka mesum setiap kali ngeliatin anak sekolahan. Dengan gregetnya dia selalu bilang mau balik ke masa sekolah, bahkan jangan percaya gue kalo dia dateng kerumah gue suatu hari dimalam gelap gulita dengan make seragam SMA-nya yang udah gak cocok sama muka tua-nya.

Fenomena dimana elo yang kecil pengen cepet tua dan ketika tua pengen balik lagi ke kecil adalah hal lumrah, bahkan saking lumrahnya gue sampe lupa ngapain aja pas sekolah dulu.
Dari bocah-bocah yang gue survey diwarung gue, gue menemukan hal unik. Setiap ada bocah yang beli dan gue tanya,
“Pengen cepet gede ntong?”
dan mereka jawab semantap dada Kentucky,
“Iya bu”
Terus gak lupa gue langsung tanya dengan nafas memburu
“Emang kalo udah gede mau ngapain ntong?”
Dan 9 dari 8 anak yang gue tanya (pasti loe bingung 1-nya punya siapa, udah gak usah dipikirin). Menjawab hal seperti ini :
1. Mau bantu orang tua < FIX ini mulia banget
2. Mau pacaran < emang loe pikir udah gede pacaran aja?
3. Biar bebas, gak dilarang orang tua < die gak tau aje kalo udah gede gimana peraturan menghambat
4. Mau nikah < bujug ntong, SD aje belum kelar
5. Biar bisa nonton video bokep < nah alamat mesum nih
6. Biar bisa ngerokok < loe pikir itu asep gak matiin orang?
7. Mau kerja < Yah, kerja itu kadang gak seenak bersihin bodong pas mandi
8. Mau dapet duit
9. Biar bisa jalan-jalan

Semuanya duniawi banget, kayak badan gue. Gue berfikir anak-anak sekarang gak kayak anak-anak jaman dinosaurus dulu. Waktu gue lagi nongkrong sama dinosaurus lain, kita maen beneran maen. Pulang sekolah gue habisin dengan nonton samurai x dan kartun lain sampe jam 16.00, nah dijam kritis minta maen gini, gue udah berkeliaran diluar pager mulai dari maen layangan, bola, umbi-umbian, galaksin, dan macem permainan lain. Jam 18.00 masuk kandang berhubung maghrib dan disambung jam 19.00-21.00 gue maen. Kapan belajarnya? nah itu dia gue juga kagak ngerti gue kapan belajarnya. Yang gue inget emang cuman maen doang pas SD sampe emak gue jewer atau teriak sambil mukul kentongan pos kamling deket rumah buat manggil gue, tapi ya berhubung gue berhasil naik kelas dan jadi ketua kelas selama 6 tahun berturut-turut, gue rasa gue gak bego-bego amat.
Beranjak SMP gue jadi hobi banget main game, gak bukan gamer sejati. Cuman doyan aja main game offline, waktu itu internet sama mahalnya dengan bra milik Jupe jadi gue mainnya offline. Ngumpulin duit buat beli CD, waktu itu lagi boomingnya permainan counter strike dan kumpeninya, tapi gue gak mainin itu, gue mainin kehidupan Barbie.
Pas di SMA gue udah mulai meninggalkan semua, kecuali kenangan masa lalu yang udah kelewat membekas. Disini gue bener-bener disibukin ngerti tentang dunia manusia dan hubungan lawan jenis, karena yang sama itu membahayakan.

Istilahnya emang gak ada yang gue seselin ketika masa anak-anak kecuali hewan tamagochi gue yang mati dan tak kembali, itu adalah penyesalan paling dalam selama kehidupan hina gue.

Nah sekarang pas gede, pengen balik ke jaman dulu cuman karena males ngelakuin kelakuan orang dewasa tapi selebihnya gue ngerasa puas banget ngejelanin masa muda gue meski banyak ironinya.

Jaman-jaman ketika punya HP gak seurgent sekarang harus punya, jaman-jaman ketika pulang itu artinya keliling komplek dulu, jaman-jamannya masih bisa mainin permainan bareng temen-temen sepermainan, jaman-jamannya ngetik 10 jari adalah susah dan ngetik 2 jari adalah hal paling manusiawi, jaman-jamannya buka-bukaan rok (ah, yang ini sangat mengingatkan masa lalu).

Penjabaran gue kalo di word udah 3 lembar nih. Masih belum sadar kenapa setiap masa harus loe lewatin dengan nikmat?
Ya, gue lebih ngerti selalu ada alasan kenapa kalian pengen lebih dari komposisi kalian sekarang. Tapi coba lagi deh pikirin gaes, hidup cuman sekali, yang udah dibelakang gak bisa diputer lagi. Mau coba lagi nyesel dengan gak nikmatin masa kecil arogan yang indah?

Ketika loe bisa nikmatin masa loe sekarang gue jamin dikehidupan ke depan loe bakal bisa lebih nikmat lagi. Senikmat nyeruput teh anget pas buka.
Ah, sekarang belum waktunya buka..



Sumur : Kenangan Pribadi yang Menyakitkan

Menguak Keindahan Ngarai Hijau

Libur telah tibaa... Horeee Horeee..
Yaah meski liburnya pas puasa dan agak terbatas ruang dan gerak tapi gue coba share niih gimana serunya Ngarai Hijau yang gue satronin beberapa abad lalu.

Kali ini gue dan kawan-kawan menembus kegelapan malam untuk menuju Ngarai Hijau, pasti kalian pada bertanya-tanya apa sih Ngarai Hijau ini, karena gue anak yang manis lucu dan rajin menabung maka gue kasih tau kalian, bahasa beken dari Ngarai Hijau ini adalah Green Canyon, nah pasti kalian langsung ngangguk-ngangguk gak jelas. Udah gak usah ngangguk-ngangguk, langsung samperin aja :D

dipilih dipilih..
Berangkat pukul 21.30 dan tiba pukul 08.00, pas 10 jam seperti perkiraan gue kalau nempuh Bekasi-Pangandaran dengan beberapa kali perhentian wajib, kita disini memutuskan untuk nginep didaerah Batu Karas karena ini adalah area terdekat dengan Ngarai Hijau-nya. Ketika tiba bukan penginapan yang kami dapat tapi rasa tersesat, haha.. ini dikarenakan temen kami yang tau udah ngeloyor pergi kayak dikampungnya sendiri, ninggalin kita-kita orang yang gak tau arah jalan kehidupan lebih baik #halah.

Menunggu Tuhan

Kali ini datang benar-benar tanpa diundang, bahkan udara saja tidak menyiratkan kedatangannya yang biasanya merupakan pertanda. Aku berdiri termenung dipinggir pantai di bulan Juni. Mentari bersinar cerah, angin berhembus pelan bersama bau asin pantai yang sangat khas. Aku memandang langit sembari tersenyum. Pakaian berkibar dimainkan oleh angin dan burung camar bernyanyi senang membuatku bersenandung akan kebahagiaan di hari ini. Syukur tiada lebih nikmat disandingkan dengan pemandangan pada hari ini, aku menatap Tuhan sembari mengatupkan kedua tangan didada, berterima kasih karena datangnya hari-hari yang begitu menyejukkan seperti ini, yang begitu menenangkan dan menentramkan. 
Meski itu semua harus aku nikmati didunia seberang sana.
Aku berlari, berlari semakin kencang dan kencang. Berlari tanpa pernah tau harus berhenti dimana. Bertekad tidak akan berhenti sampai tubuhku tak mampu lagi mengeluarkan buliran keringat, sampai nafasku sudah tidak sanggup lagi, sampai aku yakin benar bahwa semua ini telah berakhir.

Aku berlari lurus, tidak mengerti arah mana yang harus kutempuh, tidak mengerti atas kejadian yang terjadi, dan tidak mengerti atas segala perbuatan yang telah kulakukan. Aku hanya menolong anak-anak itu, Aku hanya menyalurkan segala kasihku kepada mereka, Aku hanya berkata pada mereka, Akulah pelindung mereka.
Aku terjebak dalam ketidaktahuan atas kesempurnaan pengetahuan mereka.

Berguru Ke Sukabumi #1000Guru


Begitu ngeliat itu poster ditambah ajakan dari salah satu alumni kampus gue langsung ngangguk sambil berbunga-bunga, wah pengalaman baru nih. Jalan-jalan sambil ngajar.

Jadi pagi buta, waktu kabut masih enggan kabur tanggal 02 Mei 2015 itu gue udah nongkrongin kereta menuju St. Bogor bareng 3 alumnus kampus gue. Sepanjang perjalanan yang udah akrab dimata gue, gue rasanya dilempar ke masa lalu saat gue bolak balik Bekasi-Depok tanpa kenal waktu dan kadang bareng mereka, rasanya baru kemarin gue masih kuliah.

Sampai di Stasiun Bogor kita memutuskan untuk beristirahat (padahal baru bekasi-bogor) sambil menantikan kereta menuju St Sukabumi yang ternyata bukan di St. Bogor itu sendiri nunggunya, tapi mesti keluar dan jalan sebentar, jadi gue baru tau nih ternyata St. Bogor macem kebagi dua, dimana yang satu lagi khusus perjalanan ke St. Sukabumi.
Tanpa banyak cingcing sampailah kita dikereta, nah karena gue beli tiketnya gak bareng mereka gue jadi kepisah duduknya, awalnya agak miris juga. Udah jomblo masa duduk harus sendirian juga #halah. Tapi beruntung juga, disebelah gue duduk mbak-mbak manis berjilbab (tenang, gue masih suka cowok) yang buka notebook lalu mulai nonton, tadinya sih gue lirik-lirik manja sampe akhirnya gue ikutan mantengin tuh film, si embak yang ngerasa diliatin -notebooknya- langsung ngeliat gue, kita pun pandang-pandangan lalu terdengarlah suara musik india dan rasanya ingin lari-lari diantara kursi penumpang *fix, cukup* . Kebetulan gue tau filmnya "Wedding Dress", film cengeng yang epik menurut gue. Rekomendasi juga tuh buat loe pada gaes, jarang-jarang kan gue rekomendasiin pilem korea :P. Hasilnya sih gue kenalan sama dia-dikasih earphone-nonton sampe nyampe (thanks mbak-mbak berjilbab, meski gue lupa nama loe, tapi jasa loe besar buat gue).

Mang Utis, Mamangnya Pancong


Suasana hari gini emang paling enak kalo nge-review tempat makan, apalagi tempat makan yang ciamik lagi mengenyangkan ditambah murah meriah, beuuuuhh rasanya nilai plusnya dipangkatin 10 deehh..

Karena gue baik dan udah lama juga gak ngereview makanan maka disuatu jumat yang cerah merona dengan bintang ngampar di halaman langit, gue dan temen semasa kuliah dahulu kala reuni di tempat temen gue yang memulai usahanya baru banget. Salut banget deeh dia udah berani ngambil keputusan untuk ngebuka usaha baru sementara yang lain masih kejebak di IPK.

Namanya Mang Utis, letaknya deretan sama SMA 8 Bekasi, tuh jelas banget kan alamatnya di gambarnya. Nah Mang Utis ini sendiri punya slogan #PerutMeringisIngatMangUtis (jadi si mamang ini dokter juga kayaknya XD).
Kalo gue bilang sih tempatnya emang masih kecil tapi cozy banget, ditata sedemikian rupa sesuai dengan gaya-gaya anak muda ditambah emang lokasi berjualan yang dekat dengan sekolah menengah atas dan sekolah dasar, jadi mereka sendiri memang menempatkan pangsa pasar mereka ke anak-anak labil yang doyan bereksperimen sama rasa. Uniknya meski bereksperimen sama rasa tapi buat lidah orang tua kayak gue dan temen-temen yang lain rasa masih luar biasa (dan ngenyangin banget).

Kebanggaan Manusia

Siapa yang gak bangga menjadi manusia?

Gue rasa semua mahkluk patut berbangga hati menjadi lakon yang diberikan oleh Tuhan, tapi menjadi manusia ada yang dispesialkan, bukan karena karet 2 tapi karena bisa saling gombal #halah. Biasanya cuman manusia yang gak bangga yang berniat cepet mengakhiri hidup dan akhirnya -gue rasa- ketika dia udah di dunia lain dia bakal nyesel kenapa kenapa dan kenapa..

Maka dari itu nih gue kasih beberapa alasan kenapa gue bisa bilang menjadi manusia itu membanggakan

Muara Gembong (Juga) Bekasi

Oiiiiiiiiiiiiii, lebaiers..
duh saking lamanya gak ngepost debunya sampe tumpeh-tumpeh nih blog.
Nah mengawali kembalinya pahlawan ber-kancut, gue bakal menulis kegiatan gue selama sebulan galau kemarin.
Kenapa gue bilang sebulan galau, nanti gue ceritain kalo muka gue udah secakep merry riana.

Ini sesungguhnya adalah post late bener karena gue ngelakuin kegiatan ini pada akhir bulan kemarin kemarinnya, tepatnya tanggal 26 April 2015, telat banget kan? yah yang penting sih guenya gak telat :v
Skip aja obrolan yang gak diobral, sekarang kita langsung ke intinya..
tenang gan, ini bukan di saturnus tapi BEKASI
Kali ini gue dengan penasaran yang luber-luber berpartisisapi dalam acara penanaman Mangrove, secara gue cuman liat di tipi dan gak pernah terjun langsung apalagi acara ini diadain diplanet sendiri dimana sama sekali belum gue jamah, raba dan terawang tertariklah gue ikut.
Gue rasa dengan berpartisisapi menulis juga akan menggugah kalian untuk ikut terjun langsung dan sadar bahwa lingkungan kita dalam keadaan berbahaya dibanding pacar yang posesif.

Pagi itu tepat pukul 06.00 laskar Bekasi dan sekitarnya berkumpul di alun-alun Bekasi yang masih sepi dan diselimuti kabut tebal *okeh ini agak lebay*.
Acara ini diselenggarakan sama Delegasi Komunitas dan yang ikut pun dari komunitas mana-mana, gue dan Retno (anak pinggiran Bekasi) yang udah gagah ngebawa bendera Kancut dalam komunitas ini (dan disertai tawa orang lain sambil nunjuk-nunjuk kancut ke baju yang gue pake -_-")
Perjalanan ke Muara Gembong sendiri butuh waktu 2-3,5 jaman (bayangin men 3,5 jaman!, gue aja gak bisa bayangin). Dari yang ngeliat rumah-rumah merepet, jalanan mulus sampe ke kebon-kebon, pemakaman, sawah dan hal-hal yang gak gue sangka ada di Bekasi, ada disini. Gue aja yang penduduk Bekasi takjub apalagi anak Jakarta yang kemari. Persis kayak waktu gue ke kabupaten Tangerang, abis ngeliat bandara ngeliat kapal nelayan, jauh banget men..

My Six Months

Matahari hari ini bersinar cerah, 2 hari udah gue meninggalkan semuanya dibelakang. Yap, tepatnya hari rabu kemarin gue meninggalkan pekerjaan gue di salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia.
Yang pasti terbersit dipikiran semua orang adalah gue resign atau mengundurkan diri dan pada akhirnya gue cuman ngangguk pasrah karena gak mampu ngejelasin secara terus-terusan, haruskah gue tulis alasan kenapa gue akhirnya gak lanjut disana dan hanya bisa bertahan 6 bulan? haruskah gue tulis di semua socmed gue biar gak ada yang tanya? pastinya percuma karena yang nanya adalah mereka yang gak punya akun socmed apalagi kurang paham sistem kerja di perusahaan ini, alhasil gue cuman bisa bolongin pojok kamar sambil ngejait baju.

Yang unik adalah ketika tau gak lanjut dan masih mencoba bertahan diperusahaan tersebut karena belum habis masa prohibition, dan masa itu adalah masa yang paling berat buat gue.
Tulisan kali ini adalah hasil dari pertanyaan manajer tax yang ada diperusahaan gue yang waktu jam perpisahan gak mampu gue sampaikan karena sorry pak gue udah nahan air mata kepedihan #halah.
Dia bertanya kayak gini :
"Gimana perasaannya, sedih gak?"

Dan itu bukanlah aku

Saat kau memandangku.. Aku tersenyum
Namun dalam matamu bukan aku yang ada
Saat kau memelukku.. Aku bahagia
Namun dalam pelukmu bukan aku yang ada
Saat kau tertawa bersamaku.. Aku pun turut tertawa
Namun dalam tawamu bukan aku yang ada

Aku mencoba bertahan dalam gelapnya malam, dalam hangatnya pelukmu, namun sekali lagi aku tersadar itu bukanlah aku..
Bukanlah aku yang kamu pandang, bukanlah aku yang kamu peluk, bukanlah aku yang ada didalam hatimu.

Hidup bagaikan simfoni ceria yang mengalir dalam udara, aku menari bersamanya, aku hidup dari mentari yang bersinar cerah dan hadirnya dirimu membuatku merindukan dunia lebih dari apapun.. tadinya kurasakan hal itu

Aku rasa hidup ini terlalu indah untukku sampai sesak rasanya, aku pikir hadirnya dirimu membuat duniaku bukan hanya indah tapi menjadi berwarna.. tadinya kurasakan hal itu

Aku tak apa-apa (1)


Menurut kalian, untuk apa manusia diciptakan kalau bukan untuk diakhiri?
Menurut kalian, untuk apa manusia hidup kalau bukan kematian yang menunggunya diujung kehidupan ini?
Ya, begitu kan? Pada hakikatnya manusia hidup untuk mati sama halnya manusia makan untuk kenyang dan minum untuk menghilangkan dahaga.
Menurutku, kita semua akan mati, karena memang itu adalah hak sekaligus kewajiban sebagai manusia, apalagi dikehidupan yang sangat membosankan ini. Segala ujian hidup, semua manusia yang munafik lagi hina, semua manusia yang merasa mempunyai jawaban atas segala pertanyaan padahal mereka tahu betul mereka menyembah Tuhan.
Menurut kalian, apa gunanya diciptakan Tuhan?
Menurut kalian, apa benar kita tercipta dari Tuhan?
Bukannya aku meragukan Yang Hakiki, tapi aku meragukan definisi Tuhan dari pandangan kalian semua. Kumohon jangan tersinggung karena aku pun meragukan kemampuanku dalam mendefinisikan Yang Hakiki.

Aku bukannya menyesali kehadiranku didunia ini, aku hanya mempertanyakan kegunaan diriku disini, eksistensiku, dan apa sebetulnya aku ini. Banyak orang yang dengan gamblang berkoar-koar bahwa mereka lebih mengenal diri mereka sendiri dibanding dengan siapapun dimuka bumi ini ataupun mengenal seseorang dibanding yang lain, nge-judge lalu menari-nari sambil menginjak kehormatan dari kodrat yang telah dipandang sebelah mata.
Itu manusia.. biar bagaimanapun, meski kita mengelus dada, akhirnya kita mensyukuri bahwa itu bukanlah kita dan kita patut bersyukur. Lalu bagaimana dengan mereka yang bagian juga dari kita?

Manusia, makhluk astral ciptaan Tuhan yang diberikan tubuh dan juga otak, hanya itu saja. Janganlah kamu berharap lebih.

Tuhan menciptakan orang miskin apakah karena pada akhirnya Tuhan muak dengan orang kaya?
Tuhan menciptakan orang pintar apakah karena pada akhirnya Tuhan lelah dengan orang-orang bodoh.
Namun sayang, Tuhan sayang dengan umat terpilih yang memiliki keajaiban-keajaiban, maka dia cepat mengambilnya sebelum umat terpilih itu tercemar oleh polusi kejahatan yang menyelimuti bumi.

Menghargai Kesalahan

Sebenernya ini kejadian udah lama, tapi jadi bahan perenungan sendiri.
Waktu itu ada kesalahan besar yang terjadi dan mengakibatkan beberapa perubahan terjadi, gak besar sih dan bisa dikatakan hanya ketat diawal saja, kebelakangnya kendor.
Nah teman gue ini komentar
"begini nih Indonesia, kejadian dulu baru bertindak"

Menurut gue perkataannya gak salah, dan emang prosedur di Indonesia gak sama baiknya sama para rakyat yang gak pernah belajar sabar dan mencoba sabar, dan ketika sabar malah dihina-hina. Nah gue termasuk rakyat yang gak sabar, dimana setiap kali macet gue gak bakal antri dibelakang tapi ngerangsek maju yang berbuah dikatain brengsek dari arah berlawanan, sorry men, jalanan kalimalang keras. 

Semua orang berjalan dalam kesalahan, kesalahan bagaikan acuan untuk menjadi lebih baik, akhirnya gue pertimbangkan untuk mencoba membandingkan dengan negara maju. 
Dan taraaa.. 
menurut pemahaman gue dimana pada negara maju otak para anak dicuci bersih untuk gak takut pada kesalahan ibarat kata berani kotor itu baik, mereka diajarkan pada pemahaman mendalam terhadap masalah lalu akhirnya mengumumkan kesalahan itu untuk kemudian dipelajari oleh orang lain agar orang lain menemukan jalan lain dan mencobanya, negara-negara ini merubah dari bibit terbawah, mereka menanamkan dari para orang tua-bayi-anak-dewasa, mereka memliki cara unik untuk mempertahankan setelah sebelumnya bertahan dalam kejatuhan. 

Bukan Aku.

Entah mengapa kita hanya memandang dan tak saling menyapa.
Ditengah kesunyian yang khidmat itu, aku yang hanya menatap lantai lalu langit-langit, tidak aku tidak merasa bosan atas apa yang sedang aku lakukan. Aku hanya mencari-cari dimana Tuhan berada, dan aku menemukanmu disana, dengan bingkai kacamatamu memandangku tanpa kedipan, membuatku menoleh kesamping kanan kiriku menyadari tak ada yang lain selain aku seorang diri yang kau tatap, membuatku meragu apakah benar tatapan itu untukku?

Aku menatapmu, kini dengan lebih intens menghilangkan khidmat yang sedari awal ku emban. Kamu kenapa? kenapa menatapku? kenalkah kita? atau perlukah kita berkenalan?

Hujan Meteor (3)

Percayalah, yang hilang tidak patut kamu tangisi, karena dia bukan punyamu. Namun tetaplah seribu orang mengatakan itu aku akan berkata bahwa kita diciptakan untuk saling mengisi maka untuk apa ketika hilang kita tak saling menangisi?

Sarah gadis itu, patutlah dia berbangga hati karena akhirnya Tuhan terketuk untuk memanggil jiwa yang telah tiada menjadi satu dengan seorang yang nyata.
Lelaki yang lain datang bagaikan bayangan, tidak ada yang mengetahui asal usulnya, dia hanya datang duduk dan memperhatikan. Diam tak bergeming, dalam kepalanya mungkin berkecamuk segala asa, otaknya mungkin berputar 360 derajat. Matanya mengikuti sang gadis, takut kehilangan jejaknya, namun wajahnya menyiratkan hal lain. Dia harus cepat, dia diburu bintang.

Bolehkah kusebut lelaki asing ini sebagai Nara? jika tidak sekali lagi kuulang panggillah dia sesuka kalian namun jangan pernah lupakan dia yang telah kamu berikan nama.
Nara duduk seorang diri dibangku taman rumah sakit, tempat biasanya Michael akan duduk untuk menunggu Sarah pulang, dan sekejap ketika Sarah menjejakkan diri ditaman mencoba mengenang, dia tertegun menatap seorang asing terduduk sembari menatap bayangan lonceng yang semakin semarak dengan latar senja yang menyingsing, membuat Sarah hendak meneteskan air mata, Michael menyukai senja, Michael menyukai pemandangan senja dari bangku taman rumah sakit, Michael yang selalu menunggunya pulang karena tak sabar minta ditemani. Michael dan dia benci kehidupan ini.

Sarah berjalan cepat melewati Nara, membuat Nara tertegun namun juga tersenyum kemudian tanpa sadar dia berteriak.
"Sarah"  satu kata untuk dunia, "Sarah", satu kata lagi untuk dunia,
Sarah membeku, tak berani menengok kebelakang, Michael telah tiada tak dapat dia pungkiri, namun dia ingin mengingkari ketika dia menengok ke belakang dia akan menemukan Michael tersenyum disana memandangnya, memanggilnya.
"SARAH" dan sekali lagi, kali ini teriakan dari Nara, membekukan segala yang ada disekitar Sarah.
Nara berjalan mendekatinya dengan keberanian, memutari Sarah lalu bertatapan dengannya, Sarah menunduk tak berani menatap lawannya.
Air mata tak lagi terbendung, bagaikan terhempas reruntuhan langit dia berlari dengan uraian air mata. Ironi.
Hal yang telah hilang kembali bagaikan tornado, datang tanpa diundang dan rasanya menyesakkan sampai pada tulang rusukmu.

Yang Hilang Arah

Pada akhirnya gue kebingungan, memilih jalan yang mana, mau memutar lewat mana.
Segala kesepakatan diawal hanya menjadi hiasan kesepakatan, pikiran yang menggalau hati yang merindu.
Kemudian berfikir untuk berhenti sejenak karena terlalu lelah dan akan melanjutkan nanti, ketidaksabaran yang menuntun diri ini pada pemikiran itu.
Apa yang menjadi impian harus tertelan sabar sementara diri yang merindu tidak bisa ditahan dengan kesabaran.
Gue merindu untuk menjadi sok, tapi gue merindu untuk menjawab keinginan dalam hati, segala nikmat yang didapat kini takut terkoyak dan menjadikannya remahan roti yang telah habis disantap.

Entah bagaimana pada akhirnya gue tertelan dalam lingkaran kegelapan dan tidak lagi bersemangat untuk menunggu, gue mau apa pun sudah hilang entah terbawa arus kemana. Gue yang dulu belum lagi nampak hidungnya, semuanya terlebur menjadi satu dalam voucher-voucher yang menghimpit tiap harinya, segala keputusan dan segala rutinitas yang membosankan, kesadaran untuk tidak pernah diam dan hanya berkata ya juga mencari alasan menjadikan segala rutinitas ini hanya hampa belaka.
Mungkin gue menjalani dengan setengah hati ketika usai matahari terbenam dan menjalankan dengan penuh semangat dan kesungguhan ketika matahari terbit.

Mengenai Diri Kita (Harga Diri)

Kita seringkali dimonopoli oleh keadaan dan perkataan orang lain untuk merendahkan harga diri, meski kita sadar sepenuhnya dan berusaha menurut kita bahwa kita tidak meletakkan harga diri kita lebih tinggi daripada yang harus kita jangkau.
Ibarat kata menyuruh orang miskin berlagak kaya ataupun orang kaya berlagak miskin.
Sulit.

Kita sudah menetapkan standar pada kebutuhan masing-masing, pada keperluan pribadi yang menyangkut kepada kadar kepuasaan kita terhadap sebuah kehidupan yang kita jalani.
Kita perlu membungkuk, ya.
Kita perlu berlutut, ya.
Kita perlu berdiri, ya.
Kita perlu mendongak, ya.

Hujan Meteor (2)

Sang gadis yang kupanggil dengan Sarah semenjak kejadian itu kembali kepada keadaannya semula, dia kembali bekerja dirumah sakit, kali ini tanpa ijin sama sekali dan tanpa jam kerja diluar rumah sakit. Sarah masih menyimpan pedih yang tidak terhingga, meski pedih itu terasa berat namun dia selalu menipu dirinya dengan mengatakan bahwa kejadian dengan sang lelaki yang kunamai Mikhael adalah sebuah omong kosong, sebuah mimpi buruk yang akan berakhir.

Hujan Meteor (1)

Ketika langit sedang dipenuhi hujan meteor berdoalah, ya.. berdoalah untuk meminta sesuatu. Pintalah apa yang kamu inginkan, berdoalah didalam hati. Maka Tuhan akan mengabulkan segala permintaanmu.

Gadis itu percaya pada hujan meteor, bukan tanpa alasan dia percaya tapi karena seseorang, seseorang yang telah berada didalam hatinya semenjak lama hingga dia lupa semenjak kapan seseorang itu hadir dan mengisi harinya yang kosong dengan tawa dalam sunyi.
Lelaki itu, dialah yang menjadi pengisi hati sang gadis. Ijinkanlah aku memakai nama Mikhael untuk sang lelaki dan Sarah untuk sang gadis, kalian tentulah boleh mengganti nama mereka sesuai dengan keinginan kalian, namun jangan lupakan mereka ketika kalian menyematkan nama pada mereka.

Mikhael bisu semenjak kecil, dia mengenal dunia lewat Sarah, sang perawat. Perawat yang begitu setia menemani dan menjaganya, perawat yang bukan saja keluarga, adik, kakak ataupun saudara tapi juga seorang gadis. Sarah tidaklah cantik juga tidak terlalu jelek, namun bukan karena itu Mikhael menyukai Sarah. Karena kebersamaan mereka, karena rasa yang dimiliki Sarah untuk Mikhael, maka dunia Mikhael yang selalu dibalut kesunyian (bahkan ketika dia tertawa) menjadi lebih bernyawa dihiasi tawa renyah Sarah tiap harinya.

Begitulah Cinta

Buat gue cinta itu kayak cuaca, panas kayak neraka bocor tapi memiliki malam yang sejuk atau hujan rintik yang menggembirakan lalu sekejap berubah menjadi badai yang tak tertahankan. Segalanya tak terkendali namun selalu menyenangkan.

Tentu aja ketika gue menarikan jemari gue membentuk seketik dua ketik kalimat gue membawa cerita buat kalian semua, yang kepo akan kehidupan gue, tapi gak masalah buat gue, lumayan buat modal menjadi tenar nanti (nanti kapan tau), Begitulah cinta, bahkan ketika gue belum bercerita aja gue selalu menghela nafas lalu berkata dalam hati yaa begitulah cinta, namanya juga cinta dan segala bangsanya.

Diawali dengan sangat ketidaksengajaan, cuman gara-gara gue nginjek kakinya pas berhenti dilampu merah, gak gue gak naik mobil, kalo gue naik mobil namanya kelindes, lagipula gue juga gak punya mobil (kecuali yang saban minggu gue apelin, yang mobilnya warna merah dan ada nomornya, itu namanya angkot).
Yang gue injek cewek tulen, pas keinjek dia langsung teriak aw dengan sangat manis (entah bagaimana caranya pekikan dia sangat manis dan anggun buat kehidupan gue yang laknat), otomatis gue sebagai pejantan tangguh dan berenergi akibat minum tolak angin langsung meminta maaf dan disambut ketawa sama dia, oh gosh, tawanya renyah banget kayak Ciki Komo yang baru keluar dari pabrikan, tapi sejurus kemudian ketika dia mengatakan sesuatu malah gue yang dibuat jadi ketawa dan akhirnya nanya eeehh jadi minggir deh buat ngobrol, inilah yang dia katakan ke gue,
“haha, pagi begini udah diinjek dua kali, salah apa ya kaki gue?”
kalimat yang berupa pertanyaan dan patut banget dijawab, itu kode banget gak sih?
Gue yang tanya loh kok bisa dengan tampang kaget keren langsung dijawab dia sambil senyum, ah senyumnya, rasanya persis kayak ditabrak truk tronton, maknyus.

Peduli Sesama, Sesama Peduli

                                                      Yakinlah bahwa setiap masalah akan berlalu,
                                            Yakinlah bahwa dalam setiap masalah, kita punya Tuhan,
                                     Serahkan padanya dan lakukan apa yang terbaik dengan usaha kita.

Secara beruntung gue dan anak-anak muda dari wilayah Yohanes Pemandi mengunjungi Yayasan Galuh, apakah itu sejenis panti asuhan atau panti cacat fisik atau panti jompo? kalo gue bilang ini adalah kombinasi dari ketiga hal itu, beberapa dari mereka tidak punya keluarga, rumah atau siapapun yang dikenal, mereka cacat secara mental; ketidakstabilan dalam kehidupan, beberapa dari mereka juga termasuk golongan jompo dan yang paling muda adalah 12 tahun.

Ya, kita mengunjungi sebuah panti yang menampung orang gila, dimana mereka sama sekali gak terlihat gila dan gue merasa menjadi gila ditengah orang waras.
Tepatnya minggu tanggal 22 Februari 2015 kita kesini dan Semesta seperti mendukung, neraka bocor terjadi di Bekasi. Pukul 10.30 kita tiba di lokasi, lokasinya berada di Jl HM Hasibuan Margahayu Bekasi Timur Bekasi Jawa Barat, Indonesia (+62 21 88342480)

Tujuan kita tentunya bukan dateng lalu update status, instagram, path atau apapun itu di social media persis kayak anak muda galau yang bertebaran dipinggir jembatan summarecon saban fajar menyingsing. Kita mau menguak betapa Tuhan menciptakan kita dengan sangat seimbang, menciptakan kita dengan kesempurnaan juga kekurangan, dengan stress yang melimpah tapi kebahagiaan yang tak tertandingi.

Apakah Tuhan Kesepian?

Tidak ada yang sempurna, itulah yang selalu dikatakan semua orang. Mereka mengatakan hanya Tuhan Esalah yang sempurna, padahal tentulah kita belum pernah melihatnya.
Tidak ada yang sempurna, anak-anak selalu diajarkan begitu, namun aku berpendapat sempurna bukan sesuatu yang haram bila dijadikan milik manusia.
Manusia dengan dua tangan, dua kaki, dua mata, dua telinga, satu hidung, satu mulut, organ yang lengkap adalah manusia yang sempurna secara lahiriah. Manusia yang baik, rela menolong sesama, tersenyum, rajin ibadah adalah manusia yang sempurna secara batiniah.
Lalu kemudian kalian akan mengatakan benarkan tidak ada yang sempurnya, buktinya tidak ada manusia yang sempurna secara lahiriah dan batiniah, maka bolehlah kalau aku katakan. Pikiran kalian cukup picik hingga mengatakan hal itu.

Menjadi manusia adalah tentang sebuah kebanggaan, yang bagi sebagian orang malah dirasuki oleh kebanggaan itu sendiri dan akhirnya menjadi sok penguasa, padahal mereka tau ada Tuhan Esa, dan bagi sebagian orang menjadi manusia adalah sebuah kutukan dari Yang Kuasa, karena begitu beratnya ujian yang mereka hadapi, padahal Tuhan tidak pernah mencobai umatnya melebihi kemampuannya (benarkah? lalu kalian mulai bertanya, bagaimana dengan bebanku? bagaimana dengan kehidupanku? tidak cukupkah bagi kita untuk menganggapnya terlalu berat?). Manusia diberikan Tuhan setan dan malaikat, diberikan pengetahuan dasar tentang mereka, dan akhirnya kita patut memilih ingin menjadi apa, mau jadi apa.
Kita selalu dihadapkan pilihan absurd yang kadang kita sendiri tidak mengerti akan menghasilkan apa, akan menjadikan apa. Tapi itulah keindahan manusia, memiliki ketidakpastian ditengah rencana yang pasti.
Bukankah itu menyenangkan? mengetahui dirimu bisa jadi apa saja, bisa kemana saja ditengah rencana yang telah kamu susun rapi, ditengah nalarmu?

Manusia boleh berencana tapi Tuhan yang tetap akan memutuskan

Tidak, Tuhan bukannya tidak adil, tapi dia mengerti masa depan. Di tangannyalah dia merajut masa depan kita jauh dari imajinasi kita. Kita manusia senang bermain, maka Tuhan menciptakan permainan takdir, kita dimintanya memutuskan padahal Tuhan sudah memutuskan, kita dimintanya untuk meminta padahal Tuhan tau betul apa yang kita pinta. Bukankah ini menarik? Tuhan meminta kita berbicara padanya, Tuhan meminta kita langsung kepadaNya. Apakah Tuhan kesepian?

Kadang aku terusik pada kalimat itu, tidaklah baik bila aku terusik oleh Rahmatnya maka biarkan aku bertanya, Apakah menurut kalian Tuhan kesepian?
Dia meminta kita selalu berdoa pada waktunya, meminta kita bersyukur atas nikmat yang telah Ia berikan, meminta kita untuk belajar mengucapkan terima kasih, belajar untuk berdoa tentang rasa syukur dan nikmat, dan dia meminta kita berbicara dalam tiap jengkal kata yang keluar dari mulut kita. Ah, sungguhlah.. Tuhan meminta kita sebelum tidur sesudah tidur berbicara kepadanya, meminta kita sebelum makan sesudah makan berbicara kepadanya, meminta kita ketika dalam masalah, ketika sedang berbahagia bercerita kepadanya. dan Tuhan pun akan tersenyum bahagia ketika kita berbicara padanya sekalipun itu keluhan.
Itulah Tuhan Esa, kadang dia mengeluh kepada kita, jikalau kita terlalu sering bersenang-senang terhadap kehidupan, kadang dia iseng memberikan si sabar ujian dan memberikan hadiah terindah diujung ujian, kadang dia iseng membuat kita tersandung dan menantikan kita memanggil namanya untuk kembali bangkit.

Apakah Tuhan kesepian? membutuhkan teman untuk saling berbagi cerita, berbagi beban dan saling berbagi canda tawa. Pernahlah sekali kudengar, tawamu yang kamu bagikan bersama orang lain adalah tertawa bersama Tuhan, apa yang telah kamu bagi dengan yang lain adalah Berbagi dengan Tuhan. Dia bisa menjadi siapa saja, karena dia memang siapa saja, karena memang kita milik dia dan selamanya kita akan selalu membutuhkannya. Tuhan hanya ingin kita berbicara selalu padanya, tidak melupakannya layaknya hati yang tak ingin tersia-siakan.
Tuhan,
Apakah Tuhan kini masih kesepian?

Ciie palentine ciiee

Ciee yang abis palentinenan, yang dikasih cokelat sama tetangga sebelah, yang cokelatnya hampir mendekati kadaluwarsa tapi tetep dimakan sambil pandang-pandangan, cieee..
Ciee yang jomblo, yang berdoa sampe kepala nyentuh kaki buat malam minggu ujan ternyata malah gak ujan, terang benderang kayak lampu petromak. Remang-remang romantis, sebentar terang sebentar gelap. Cieee..

Ya begitulah akhirnya, gue sebagai anggota persekutuan jomblo terhormat Bekasi berhasil mengembalikan kehormatan jomblo terhormat dengan ngeliatin orang pacaran sambil berwajah mesem mau *ah sudahlah sob*. Jadi beginilah hari yang gue lalui ketika kalian yang pasangan asik tukeran cokelat dan yang jomblo asik tukeran sandal sama jomblo lainnya.
Dimana saat hati loe kejepit itu sudah biasa, kayak sayur dikasih garem sama gula ditambahin sedikit bawang.. Kalau perasaan terjepit juga udah biasa, tangan terjepit? Mungkin juga udah biasa, yang gak biasa adalah ketika tangan loe kejepit dipintu kereta sambil megang buku Tere Liye yang judulnya "Negeri di Ujung Tanduk", antara awkward dan ngenes moment, terlebih loe harus merasakannya dihari penuh kasih sayang. Duh sayang banget emang, sayang banget dilupakan -_-.

Hoo~baby

Istirahat kala itu mungkin jadi salah satu yang gak terlupakan. Bukan karena makan siang di kantin yang berubah jadi enak meskipun wanginya bisa buat cacing diperut menari, rasanya seperti biasa hambar kurang garam kurang gula kurang mbak Inul. Tapi yaaah namanya juga kantin sehat (dan mari kita menghela nafas bersama), yang unik dari istirahat kali ini adalah (sekali lagi bukan makanannya, yang meskipun wah tapi menurut gue tetep aja masakan emak paling enak) kita membicarakan tentang hobi. Iye, hobi. Pentingnya apa? makanya itu gue ceritain biar kalian yang kepoin hidup gue jadi punya daftar lengkap.

Kali ini juga gue makan gak pake keheningan yang menghasilkan mereka menunggu gue untuk selesein makan sampe bisa kerja (sorry bray, gue gak bisa makan sambil ngomong XD)
Entah pembicaraan apa yang akhirnya membawa gue menanyakan pada mereka

"Hobi itu penting gak sih? Terus hobi loe apa?"

Euforia Kemacetan

Pagi itu mentari bersembunyi dari pemiliknya, enyah dari hadapan, tertutup oleh awan gelap. Aku pun sampai takut menyapa awan yang telah tertatih menahan berat tubuhnya sendiri, hendak menumpahkan namun belum saatnya.

Aku memandang ke langit dari depan pagar rumah yang telah kututup rapat, menjaga agar tidak ada yang asing menghantui rumahku. Aku sedang apa tadi? ah iya memandang langit. Bahkan ketika aku berfikir dan masih melakukannya aku masih menyukai lupa dan memilih untuk meninggalkan yang tidak layak kuingat.
Aku memandang langit dan kulihat hujan akan segera mampir membuatku urung melakukan perjalanan lambat dan memilih untuk cepat, memakai pintu Doraemon kalo perlu, namun itu hanyalah khayalan untuk saat ini.

Sebuah Kubangan

Pagi itu mendung, tiada tawa terdengar tiada kehangatan pagi tergambar hanya suara desahan angin yang melambai kepadaku, memperingatkan tentang cuaca yang tidak begitu baik. Desahan angin yang beriringan dengan desahan para manusia yang mengeluhkan dan berdoa agar tidak hujan dalam perjalanan ini. Aku pun termasuk kedalamnya, bukan karena aku tidak menyukai hujan, tapi aku kurang menyukai dingin yang dihasilkannya.
Seperti biasa pagi ini begitu ramai dan begitu berisik oleh kendaraan berknalpot, sekali lagi aku yang hendak mencoba tertidur dalam kendaraan beroda empat harus terusik dan memutuskan untuk memilih si roda dua. Berdoa dan bergegas, berdoa tidak hujan hingga selamat sampai ditujuan dan bergegas agar tidak terlambat. Jalanan begitu padat dan ramai, namun tiap kali melewati jalanan ini aku akan selalu memperhatikan satu hal.
Apakah kubangan telah tercipta atau masih kosong seperti dalam musim kemarau?

Move On Menulis

Ngomongin warna warni dunia menulis, selalu aja gak ada matinya *kayak cinta kita berdua #halah*. Dari stuck nulis sampe stuck mukanya begitu-gitu aja, begadang nyariin inspirasi dan akhirnya malah chat-an sama mantan terindah lalu jalan-jalan eh malah dapet kenalan.
Selalu aja ada pengalaman seru saat nulis, bengong ditengah jalan tapi dalam kepala penuh dengan ide sampe mendadak jadi tokoh utama dalam tulisan kita. Ini dia yang sering banget gue alamin.

Nah biar loe makin ngerti sama kehidupan nenek moyang pelaut (padahal petani) maka dari itu akan gue uraikan secara matematis pake rumus Om Al-Battani *mateee* kehidupan gue dalam dunia tulis menulis.

Minggu Sore Si Joms

Buat para Joms (Jomblo Sekarat) ayo merapat, siapa tau kita mendapatkan jodoh sekarang mungkin sekelas Chelsea Islan atau Aldi Taher dengan trio ubur-uburnya “bapakk mana bapaaaakk” (dan mari dengan semangat kita menjawab) “jongggoooollllllllll”. Okeh fix pembukaan yang absurd abis, kayak hati gue yang absurd abis-abisan setelah sekian lama hati gue dibiarkan kosong dan diterpa angin malam yang menyebabkan kerokan-kerokan disekitar punggung. Tapi begitulah hidup apalagi buat para Joms kebanyakan ngenesnya daripada bahagianya, etapi bukan berarti gue nyesel senyesel-nyeselnya jomblo yee, gue masih bangga jadi joms yang selalu bisa keliling mencari lelaki untuk digadoin *okeh apakah ini*.

Tulisan ini tercipta berkat duo maut kampret yang pacaran didepan mata gue, aseli pake abis gue yang lagi duduk santai kayak di pantai tetiba aja digrasak grusukin sama duo maut yang duduknya kayak cuman disatu bangku, dempet kayak batu bata disemenin, ngeleket ngebuat gue langsung nengok kanan nengok kiri dan emang bener kampret cuman gue sendirian dengan duo maut yang gak tau malu duduk didepan gue sambil lope lope disekitar mereka. Ini bukan malming dan ini bukan malam, ini siang men! dan gue disuguhin pendengaran yang merusak moral gue sebagai jomblo sekarat, bunuuh aja gue maaakkk bunuuhh..

Sabtu Bersama Emak

“Eh bro, mau nyaingin bukunya mas adhitiya loe?”
Woles jeng gue gak mau nyaingin buku yang berhasil bikin gue nangis kok, gue cuman mau cuap-cuap tentang sabtu yang gue habisin bareng Emak kesayangan gue. Seperti biasa yang paling gue suka kalo lagi jalan adalah tentang apa yang sedang terjadi dalam perjalanan itu. Dan karena gue anak baik hati rajin menabung dan patuh kepada orang tua maka gue mau ceritain tentang gimana hebohnya perjalanan gue nemenin nyokap keliling Indonesia, meskipun pake motor kesayangan yang gak dimandiin selama seminggu.

“Lah, akhirnya kesampean juga bro keliling Indonesia?”
Iya nih! tapi ini pemanasannya aja. Gue keliling Indonesia lewat taman mini, sampe 3 kali gue muterin tamini! sampe apal dan gue yakin banget sekalipun gue tutup mata tetep keliatan tuh jalan keluarnya.
Gue kesini awalnya karena Emak minta survey tempat buat penutupan arisannya, gue mah manut aja biar ada yang bisa dishare di social media (dan gak jadi jomblo karatan yang ngedon dirumah). Melek mata gue udah digalauin sama Emak mau berangkat hari ini atau hari minggu aja, galau dari gue mandi-ngitung utang-bayar utang ke temen-nyarap sampe sarap-beresin warung dan akhirnya Emak gue deal berangkat hari sabtu. Jadilah sabtu (31.01.2015) gue dan Emak resmi jalan-jalan berdua.

Tamini sebenernya gak jauh-jauh amat, tapi karena ini sabtu dan para manusia kasmaran pada rombongan keluar jalanan jadi macet dan akhirnya perjalanan yang ditempuh jadi sejam lebih beberapa menit (baca: 60 menit).
Gue pikir Tamini kayak dulu gue terakhir masuk, ternyata udah berubah banyak Kapten! sampe jenggotan gue saking kagetnya.
Orang 10.000
Motor 6.000
Mobil 10.000
Coba dong, mobil sama orang harganya sama padahal body mereka beda (Cek Harga Lengkap), gue udah gak ngerti lagi deh Kapten sama kehidupan ini..

Menjadi Kartap (!) #1day1dream

Akhirnya tiba juga di penghujung bulan, di tanggal terakhir dan tantangan #1day1dream pun akan segera usai. Patutlah gue berbangga hati karena dapat menyelesaikan misi mulia ini.

Misi terakhir untuk menutup bulan yang membara ini adalah sebuah impian yang bakal gue wujudkan di tahun ini, tahun 2015. dumdurudududududumdumdumdududururruuru... *ceritanya suara tabuhan genderang*

"Semoga di tahun ini gue bisa diangkat jadi karyawan tetap"

Lalu mari kita semua teriakk "AMIINNNN"

Mengajar Untuk Hidup

Dia ini salah seorang perempuan tangguh yang gue kenal, gak pernah takut nangis dihadapan orang tapi juga gak pernah takut bahagia bersama orang lain (yang meski orang itu adalah kasih tak sampai dan sedang membicarakan pacarnya *agak miris sih sebenernya*).
Dia ini sosok yang selalu ramah apalagi sama emak-emak, baik emak-emak yang nelpon malem-malem dan ganggu tidur dia cuman nanyain PR anaknya halaman berapa ataupun emak-emak yang rempong sama dapurnya dan akhirnya minta bantuan dia. Keramahannya selalu diperlihatkan dimanapun kecuali ketika sedang membicarakan mimpinya, dengan tekad menggebu-gebu dia pasti membicarakan impian-impian yang ingin dicapainya dimasa mendatang termasuk mencari calon pendamping yang direstui oleh Tuhan.

Nama kawan gue ini Mbak Yuli atau gue biasanya manggil Mbak Yul, kita panggil dia Mbak untuk menghargai umurnya yang udah bau tanah (haha, bohong ding. Umurnya 24-an kok, masih single dan istri idaman *eh sekalian promo yak*). Impian dahulu adalah menjadi seorang pendidik, maka dia masuk jurusan sastra Inggris di UKI. Sambil kuliah sambil kerja, dia kerja sebagai pengajar part time dibeberapa tempat les dan sekolah.

"Gak pernah mau jadi beban orang lain, apalagi orang tua. Selama kita masih sehat dan mampu ya lakukan sendiri"

Rumah Impian

Siapa sih yang gak mau punya rumah yang mapan? gak usah besar apalagi megah yang penting waktu hujan gak kebasahan sampe sakit, waktu mentari lagi diskon gak kegosongan. Yang penting bisa buat ngehalangin angin dingin menusuk tulang dan sinar mentari yang ngebuat rambut jadi bule.
Dia bilang rumahnya yang penting layak ditempatin buat anak-anak dan terutama istrinya.
Dia bilang ini impiannya, mungkin sekarang harus ngebagi dana yang ada dengan pendidikan anak yang gak kalah pentingnya tapi juga untuk rumah yang emang diidam-idamkan.

Namanya Lik Yono, saudara gue yang sejak kecil selalu temenin gue main dan juga ngebantuin dalam proses pembangunan rumah yang sekarang gue tempatin, yang sekarang menjadi tempat berlindung gue dari bahaya cuaca. Dia adalah adik dari pihak ibu dan sejak menikah menetap di Bekasi. Pasangan muda yang merintis kehidupan bersama, mulai dari nol. Gue rasa mulai dari nol banget. Awalnya mereka ngontrak, Lik gue kerja sebagai buruh serabutan dan istrinya buka warung dikontrakan yang dihuninya. Yang bikin gue bangga adalah Lik gue selalu bekerja tanpa pernah pantang menyerah, bekerja demi istri dan anak dirumah, dia naik sepeda dan kerja didaerah cacing (gue aja yang naik motor kadang butuh waktu sejam lebih apalagi dia yang naik sepeda? superman banget gak sih Lik gue satu ini?) Istrinya menyulap kontrakan seadanya menjadi sebuah warung yang selalu dilengkapi barang dagangannya guna menyenangkan pembeli. Anaknya ada 4 tapi percayalah dari anak 1-3 semuanya berprestasi, gue aja sampe terharu mereka selalu dapet rangking (yang keempat gak gue sebutin karena masih belum sampe umur 5 tahun, tapi si kecil Aira ini selalu mendapatkan rejeki berlimpah dari tetangga. Sungguh terberkati banget deh..).

Kapin : Komitmen Tanpa Henti

Hayoo siapa yang gak kenal Kapin atau bisa gue sebutin lengkapnya Irvina Lioni Yuniasari (kurang lengkap apa coba gue nyebutin nama artis papan atasnya Kancut Keblenger satu ini sampe mungkin gue perlu dikasih hadiah *uhuk*)
Nah ada apakah dengan mahkluk aseli darah betawi ini, apa tingkat ke-unyu-an dia makin tinggi? atau akhir-akhir ini dia baru aja dari Kor-Sel dan hendak bagi-bagi hadiah? *uhuk* atau atau yang lebih mengejutkan dia akhirnya komentarin blog gue yang absurdnya melebihi kapasitas orang normal?
tet tot.. pertanyaan salah semua. Yang benar, Dia adalah salah seorang yang menurut gue cocok banget sama tema 5 hari ini, manusia yang sedang meraih impiannya (meski gue ketemu kalo kopdaran aja sama dia :v). Mungkin ini bukan impian utamanya, tapi ini adalah salah satu impian dari sejuta impian yang dia gantungkan di teras kamar dan selalu berdoa pada pemilik semesta untuk mendukungnya.

"Kerenin Blogger Negeri"

Si Nomor Wahid #1day1dream

Impian adalah sesuatu yang didambakan semua orang. Dari penjelajahan semua blog gue selalu menemukan kebanggaan pernah atau mengusahakan mimpi itu. Mimpi itu indah bukan? Kayak gue yang bercita-cita jadi pengajar semenjak SD dan memang saat ini gue harus menjadi pekerja dahulu. Meski gue akui, dalam posisi ini tidaklah nyaman tapi kalo inget tujuan gue berada diposisi gue sekarang adalah untuk sesuatu yang gue idam-idamkan, gue pun mulai tenang dan fokus pada posisi gue sekarang ini.

Gue pikir cuman gue yang berada diposisi yang tidak semenyenangkan ini dimana ada impian yang sebenarnya lebih membahagiakan untuk digapai, tapi akhirnya gue sadar bahwa diluar sana banyak yang tidak bisa menggapai apa yang diinginkannya dan ikhlas dengan keadaannya sekarang, yang berani bermimpi namun pada akhirnya melupakan impiannya itu.
Seperti kawanku ini, Wahid, seorang pejuang impian yang kini tengah mengasah mimpinya..

Seperti Kakak Ipar! #1day1dream

Akhirnya tiba juga pada 5 postingan untuk tema terakhir. Menulis tentang sosok yang berada disekitar kita, dimana dia memperjuangkan impiannya. Nah, maka dari itu daripada berleha-leha sama kata-kata saking semangatnya menuliskan semangat dari sosok satu ini. Bolehlah gue kenalin sosok satu ini sama kalian dahulu, biar gak pada kaget kalo gue yang begini punya sosok yang begitu *ini apasih*.

Namanya gue samarkan, biar dia gak kepedean karena gue tulis (etapi statusnya udah jelas yak, kakak ipar. Hahaha). Oke baiklah jadi secara beruntung kakak perempuan gue udah menikah dengan lelaki yang gue bilang beruntung juga dan sudah menghasilkan 2 mahkluk yang sekarang gue sayang banget, nah perjuangan cinta mereka ini gue bilang khasnya anak muda lah, putus nyambung putus nyambung eeehh untungnya udah 6 tahunan mereka mengarungi lautan (eh kenapa gue jadi curhatan kisah asmara kakak gue?).
Jadi kakak ipar gue ini bisa dibilang pekerja tekun dan ulet, awalnya dia kerja dibagian marketing dan udah mapan menurut gue. Karena dia udah bisa beli mobil dari hasil kerja marketing ntuu, posisinya juga gue bilang udah great lah..

First Liebster Award

Akhirnya setelah negara api menyerang dan kedamaian tercipta, juga abang Naruto udah punya anak gue dapet Liebster Award ini, #yeeaaaahhh.. *selametan sebelas hari sebelas malem*

Sebenernya udah lama gue nungguin ada yang nantangin, sampe berat badan gue naik 11 kilo, muterin GBK 11 kali, jungkir balik 11 hari, sampe 11 hari mimpiin kamu #okesalahfokus akhirnya ada manusia cantik bak bidadari naik dari laut yang memberikan cahaya terang ini (saking senengnya sampe gesrek otaknya) :v

Jadi buat kalian yang gak tau Liebster Award apaan, kalian mungkin perlu berkonsultasi ke sepuh google dan berguru padanya selama 11 hari dengan puasa penuh (jangan lupa pastikan jaringan wifi tetangga stabil untuk diajak berkawan). Peraturannya sih kelihatannya sederhana (kayak cintaku padamu, sederhana) tapi ternyata ngelakuinnya sulit (kayak cintaku padamu, sulit dilupakan #halah).

Cut Cut.. Arul Cut.. #1day1dream

Cut.. Cut,.. Arul cut..
Ini kira-kira kalo diterjemahin jadi potong.. potong.. Arul potong... *eh*
Wkwkwk.. gak ada maksud kapten :D

Yang pasti gue seneng nih sama impian mahkluk ganteng satu ini (gak ada yang pernah muji loe kan rul? nih gue baik hati muji loe). Impiannya berputar tentang pembuatan film, awalnya kecemplung eh malah jadi pengen.
Gue udah daftar Kine Klub dan dua minggu setelah daftar itu kita pelantikan, tapi gue gak ikut soalnya waktu itu lagi mepet-mepetnya mau UTS, selain gue males tentunya. Nah setelah  pelantikan itu semua anggota Muda di kelompok-kelompok yang anggotanya sekitar 20 orang buat produksi film, dan gue ada disalah satu kelompok. Katanya yang gak ikut pelantikan gak bisa ikut buat film, tapi temen gue tetep masukin gue di kelompoknya dan ngebujuk gue tetep ikut, sebenernya gue gak mau ikut tapi karena memang kekurangan anggota dan dipaksa-paksa buat ikut, jadinya gue ikut aja deh.Waktu Produksi film pun tiba- 3 hari setelah UTS, kita kumpul buat untuk ngebuat film, tugas gue di buat film ini adalah lighting, atau bahasa kasarnya tukang lampu, sebenernya gue pengen jadi Script Writer atau Sutrdara, tapi karena cuman lighting aja jobdesk yang kosong ya udah terpaksa, Jadi Lighting itu sumpah cape banget, cape tapi karena udah dilakuin ya nikmatin aja, singkat cerita 3 hari berlalu buat film pun selesai dengan rasa bangga karena udah bisa buat film he.
Seperti yang gue bilang tadi, gue sebenernya pengen jadi Sutradara suatu saat, karena gue ngeliat sutradara gue waktu itu keren abis perintah-perintah orang,  besok mungkin pas penjurusan semester 5 gue ambil AV biar jadi sutradara, atau yang penting bisa buat film deh hihi.
Cihuy gak tuh cerita dari si Arul yang berjudul Action! gue sih ngerasa cihuy banget secara gue pengen naik panggung drama meski sekali, ketemu Arul yang pengen jadi sutradara (loe ngerasa kita cocok gak sih rul *kedipkedipmata*).

Tapi gue pernah nih rul jadi sutradara semasa SMK (tugas sekolah), bukan main sulit dari pembuatan naskah, ngarahin anak-anak sampe itu kamera posisinya dimana biar gak ganggu dan dapet feel-nya (masalah lighting diserahkan kepada Yang Kuasa), dan menyelesaikan film pendek adalah sesuatu yang bikin gue sendiri "amaze" dimana kerasa lega dan puasnya berhasil kerjasama tim menghasilkan sebuah karya yang bernilai 90 dimata guru. ^^

Tentunya impian loe jadi sutradara bukan sebuah hal yang mustahil, sekarang jadi tukang lampu besok jadi tukang pegang take, besoknya audio besoknya visual, lama-lama juga jadi sutradara di Kine Club (kalo loe udah lulus dan didepak kampus) weekekek..
Yang pasti kejar terus impian ini (dan jangan lupa kalo butuh artis gue siap). :P

FIGHTINGGG bro..!!!

Sumber

Gue, tulisan dan Antsomenia #1day1dream

Apakah Antsomenia itu?
apakah dia mahkluk asing nan absurd yang keluar dari jalur dibima sakti? tersasar ke bumi dan jatuh ke negara yang disebut Indonesia? (mari kita doakan semoga dia betah)
Sayangnya bukan, dia bukanlah mahkluk asing apalagi astral ditambah yang suka hihi hihi tiap malam di pohon tetangga lalu ditimpukin dan jatuh meraung. Dia adalah suatu mahkluk berimajinasi tinggi yang memiliki mimpi sama kayak gue.
"Menyelesaikan Tulisan ditahun 2015 ini"

*Pake tabuhan drum biar dramatis*
Iya! Tulisan, ini nih kalo gak percaya, gue penggalin paragraf dari tulisan dia yang geboy..

Go Japoonn! #1day11dream

Go Go Go Japooonnn..
Mungkin gak sedikit yang menuliskan impiannya untuk pergi ke negeri satu ini, dimana budayanya selalu ngebuat wah dan khusus buat gue yang selalu terpukau ngeliat keindahan musim semi dan merasa daya tarik pada negeri satu ini.
Budaya dan teknologi berjalan beriringan, dimana loe masih bisa ngeliat orang pake yukata berjalan kesana kemari di kota besar Tokyo sekalipun. Dimana loe bisa nemuin kuil disetiap jejak perjalanan dan terawat dengan indah, dimana loe bisa ngeliat kearifan lokal yang gak pernah luntur dimakan jaman.
Well Jepang kota teknologi yang sarat budaya. Budaya disiplin dan tegas pun menjadikan nilai plus dimata gue, bertanya-tanya kapan Indonesia bisa begitu (lalu terdengar kalau bukan sekarang kapan lagi kalau bukan kita siapa lagi).

Tujuan Hidup Intan Novriza #1day1dream

Tujuan hidup selalu dimiliki setiap orang, baik yang besar ataupun yang kecil. Tapi, gak jarang kebanyakan orang bingung dan mungkiri bahwa mereka gak punya tujuan hidup. Ada yang bilang "udahlah kayak Om Bob Sadino aja, dia sukses karena mengalir aja" gue pikir itu salah, Om Bob juga pasti punya pemikiran akan kehidupannya, pasti ada saat-saat dimana dia fokus pada satu hal dan punya niatan untuk mengembangkannya (kalau enggak, gimana dia bisa ngembangin usahanya sampe segede sekarang dong?).

Nah, tujuan hidup inilah yang menjadi impian dari Kak Intan Novriza Kamala Sari yang berjudul Punya Tujuan Hidup Setiap Hari

Semangat Lari! #1day1dream

Gak berasa banget kita udah masuk ke 11 hari terakhir untuk mengumbar mimpi ke para fans #halah. Di episode #1day1dream kali ini bukan impian pribadi yang bakal dibahas, tapi impian dari sejawat blogger yang juga dengan lapang dada dan hati ikhlas mengumbar mimpinya.

Untuk itu dihari pertama dari mimpi sejawat blogger #1day1dream ini gue bakal kasih semangat membara ke Mbak Primadita dengan "Mari Lari"-nya.

Pinginnya sih, tahun 2015 ini ada suatu terobosan baru di kehidupan saya; dalam artian, gaya hidup sehat yang benar-benar sehat deh. Ada beberapa langkah kecil yang ingin saya terapkan untuk hidup sehat versi saya:
1. Tidur lebih awal
2. Tidur malam yang berkualitas.
3. Tidak tidur lagi sesudah sholat subuh.
4. Kalau mampu tidak tidur lagi, insyaAllah bisa jogging pagi hari.
5. Mengurangi ngemil; memperbanyak buah dan sayur

Kuliahin Sodara #1day1dream

Terakhir tapi bukan berarti mengakhiri,
rasanya cocok untuk impian terakhir pada 1 day 1 dream ini.
Gue berharap bisa kuliahin sodara-sodara gue yang bukan dari kalangan berada, emang gue tau title bukan segalanya, tapi gue tau mereka mampu dan mau menimba ilmu lebih baik. Mereka pantas mendapatkannya, karena sodara-sodara gue berprestasi semua, gak menutup kemungkinan pemerintah memberikan mereka beasiswa penuh untuk melanjutkan ke jenjang kuliah. Tapi, tentunya semua itu butuh modal yang lain, untuk

Panggung Drama #1day1dream

Ah, ini adalah impian semasa kecil yang akhirnya tertumpuk dalam dalam. Menjadi tepian dasar bagi impian yang tidak mungkin terwujud. Awalnya gue pesimis begitu, bahkan ketika akhirnya gue berkenalan dengan dunia Drama itu gue kembali ditohok untuk melupakannya. Kini gue hanya bisa menjadi penikmat sendu, yang menikmati segala aktivitas panggung dari kejauhan dan berandai-andai kalau gue ada disitu, ditengah mereka, memainkan peran keset sekalipun. Bukan hanya menjadi penikmat sendu yang berada ditengah keramaian dan mengagumi mereka yang tertimpa cahaya.

Ini bukan impian kelam sih, tapi kalo mengetik kata per kata rasanya berat dan menyesakkan. Gue bukannya gak mau berusaha untuk kembali ke panggung drama sekalipun drama kacangan, gue cuman terhimpit oleh keadaan yang gak mendukung. Okelah gue mencintai jurusan gue yang sekarang tapi gue juga gak pernah bisa ngelupain gimana megahnya bisa tampil dihadapan banyak orang.

Punya Sekolah #1day1dream

Setelah S2, jadi dosen, belajar pajak. Ini dia impian besar gue yang lain, punya sekolah. Gue gak cuman mau minterin diri sendiri tapi gue juga mau minterin orang lain.

Sekolah yang mau gue bangun adalah sekolah yang gak berdasarkan kurikulum, dimana wajib banget materi, sekolah yang pengen gue bangun adalah sekolah yang menjadikan pelajar sebagai seseorang dengan mengenal kepribadian mereka dan minat bakat mereka. Guru-guru yang ada dituntut untuk selalu berkreasi dan berkreatifitas. Gue berharap bahwa sekolah yang nantinya bisa gue impikan (amin) bukan cuman sekolah yang sibuk belajar tapi juga sibuk nyalurin kreatifitas para pelajarnya, bukan yang cuman ngerti duduk dengerin udah, gue pengen mereka dipacu untuk berimajinasi dan juga menganalisis, menjadi murid yang kritis bukan hanya dari omongan para guru tapi para guru juga memacu mereka untuk bersikap kritis. Nanti disekolah itu guru-guru juga gak dituntut untuk terus menerus lelah dengan pekerjaannya, mereka berhak untuk menyalurkan aspirasi cara pengajaran yang menurut mereka dapat memacu si anak untuk lebih berkembang atau gue sebut dengan demokrasi.

Sunset and Marry Me!!

Sebenernya ini impian harusnya dimulai dengan, “mencari jodoh” dulu haha..
tapi gak papalah siapa tau abis gue nulis beginian, Tuhan merasa terketuk untuk mempercepat Jodoh gue yang masih belum keliatan jambulnya, ‘tenang Tuhan aku tidak pernah memaksakan rencanamu yang mungkin masih jauh’ wekekekek..

Yang pasti ini impian bukan gegara ngeliat si rapi amed sama si nagigi selapina menikah diBali, gak.. gue gak usah jauh-jauh di Bali cukup Lombok (lalu apa bedanya? -_-)
Intinya sih, persis kayak wanita lain yang mungkin ngidam pengen nikah gaya apa, gaya jongkok atau gaya guling-gulingan, gue masih lebih milih gaya normal. Pengen ngucapin janji pernikahan saat mentari tenggelam didalam air! Iya sih gue cuman bisa ngobak di kolam renang dan mendadak lupa siapa gue ketika didalam laut, whatev ini adalah salah satu impian gue semenjak gue doyan nonton FTV :v

Christmas Big Fam #1day1dream

Setelah 5 hari dilalui dengan sosok idola dan impian mereka, gimana gue mempelajari dan mengagumi mereka yang pada akhirnya bisa mencapai puncak dan mempertahankan posisi itu.
Segalanya tentunya menjadi sebuah pembelajaran yang sangat baik manakala kita yang butuh motivasi untuk meraih impian itu dan mengingatkan bahwa perjalanan nantinya akan membutuhkan perjuangan. Maka setelah disegarkan dengan perjuangan para sosok yang berjuang tangguh demi mencapai impiannya, gue pun kembali menorehkan ketikan demi ketikan tentang impian-impian yang mau gue capai.

Dorce Gamalama : Suksesku Untukmu #1day1dream

Bunda Dorce?
Iya!
Idola Loe?
Iya!
Bukan karena dia transgender dari cowok ke cewek terus gue jadi mau ikutan berubah dari cewek ke cowok, gue masih bersyukur sama ini semua kok. Eh, bukan berarti Bunda Dorce gak bersyukur, dia cuman merasa ada yang salah aja kok dari hidupnya dan akhirnya mengajukan surat resmi untuk melakukan pertukaran jenis kelamin.

Mungkin loe semua udah ngerti gimana hingar bingarnya Bunda Dorce menghadapi semua kehidupannya, mulai dari pindah jenis kelamin sampe dia nanjak jadi artis yang hot gini. Dimulai dari gak punya siapa-siapa sampe akhirnya dia punya anak asuh, dari pengemis kecil sampe sekarang artis tenar yang sering sumbang sana sumbang sini.
Hidupnya gak semudah jalan tol Amerika apalagi jalan tol Indonesia yang masih banyak tambelan, Hidupnya bagaikan jalanan kampung Jakarta, becek sempit dan berlubang. Gak ada dalam kamus hidupnya bahagia sejahtera dari kecil, gue rasa Mbak Agnes Davonar pun menyadari bagaimana perasaan berjuang itu, berjuang hingga sampai ketitik ini (kenapa mbak Agnes? karena dia yang udah buat review lengkap banget tentang Bunda Dorce).

Yang gue lihat dari kehidupannya bukan cuman kehidupan susah payah yang dia lakukan, bukan cuman bagaimana akhirnya dia menghadapi ejekan masyrakat yang mengklaim dirinya tidak ada rasa syukur ataupun menyalahi hukum masyrakat dengan merubah jenis kelaminnya, bukan cuman prestasi-prestasi yang benar-benar dari keset jadi orang yang duduk diatas kursi tertinggi. Tapi juga bagaimana akhirnya setelah Bunda Dorce mencapai impian itu. Dia gak cuman berbangga hati dan memamerkan senyum sombongnya kepada mereka yang dahulu pernah menginjak-injaknya. Dia menyumbangkan uangnya untuk kesejahteraan anak-anak terlantar dan juga mengambil anak asuh. Bunda Dorce tentunya tidak ingin apa yang terjadi padanya terulang lagi. Namun salutnya gue adalah ketika dia terbang dia gak lupa buat nginjek tanah lagi.

Tentunya harapan kita adalah mencapai segala impian yang tengah dituju dengan usaha yang sekarang kita lakukan, namun ada baiknya kita belajar juga bagaimana memperlakukan ketika impian itu telah sukses. Apakah kita akan terus menggenggamnya dengan erat? mempertahankannya? membaginya dengan yang lain? atau apa..
Yang gue tau pasti bahwa segala impian yang indah gak pernah dicapai dengan instan kayak mie rebus ataupun kayak makan kacang rebus, buka lalu buang. Yang gue tau adalah impian itu selalu ada tahap dan kesabaran yang diperlukan, impian adalah bagaimana ketika kita membangun dan tidak melupakan bagaimana kita mengisinya.

Penjelajahan dari Hati #1day1dream

Gak ada yang gak kenal sama cewek satu ini, ah mungkin gue harus menyebutnya dengan Ibu satu ini, karena udah bersuami dan punya anak.

Perjumpaan dengannya melalui televisi-lah yang menghantarkan gue ke fase dimana gue akhirnya suka jalan-jalan, hihi..
dulu gue sempet berfikiran mau ikutin jejak dia, tapi ternyata gue lebih suka bidang ekonomi. Jeng Riyanni ini pertama kali tampil di “Jejak Petualang” Tv7, dimana menurut gue dia masih satu-satunya pembawa berita jalan-jalan yang enak dipandang, berani dan menghibur. Mulai dari naik gunung sampe diving, mulai dari nerobos hutan belantar sampe menantang musim. Semuanya dia lakukan tanpa rasa segan dan enggan.
Awal mula dia jatuh kedalam petualangan-petualangan itu pun berasal dari hatinya, dia menginginkan menjadi pembawa berita, namun tidak yang duduk diam didalam ruangan. Dia ingin mengenalkan dunia dan Indonesia khususnya bahwa Indonesia memiliki potensi alam yang sangat indah, bahwa Indonesia memiliki semua pemandangan terbaik di muka bumi. Lebih indah bahkan dari sebuah kata liburan ke luar negeri.

“Agnez Mo : Pembuktian diatas celaan”

Gak ada yang gak kenal Agnez Mo gue rasa, pastinya selalu ada yang menjadi haters tapi juga menjadi penggila.

Gue bukan termasuk penggila tapi juga bukan haters, gue mengagumi sosok satu ini. Sosok yang selalu mengingatkan gue kepada pembuktian.
Agnez Mo yang sekarang sudah go internasional bukan artis kacangan yang lahir kemarin, tapi dia memulainya dari bawah, dari jaman gue baru ngerti abc lima dasar aja si Agnez udah joget-joget di tipi sama si meongnya..
Ketika dia dengan asiknya menyanyikan dan gue dengan asiknya ngikutin sambil berkhayal bahwa itu gue.

KOPDAR KK : Jelajah Ibukota

Yang gak ikutt KopDar KK ngacuuuunggg!!!
gue mau buat review niih biar pada ngiler *uhuk*
KopDar kali ini terbilang rame dan gue banyak ngerasain yang gereget termasuk panas Jekardah yang ngebuat kehidupan gue makin luntur.
KopDar kali ini adalah di Museum Nasional atau loe bisa sebut Museum Gajah, karena ada Gajah mungil nan imut yang nangkring persis didepan pintu masuknya.
Hal pertama yang bikin kopdar kali ini greget adalah dari gue sadar bahwa gue masih hidup sampe gue kira bentar lagi gue encok.